Mohon tunggu...
Saepul Solihin
Saepul Solihin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pandeglang-Banten

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Passion Kopdar Bebas Berbagi dan Berinspirasi

26 September 2015   19:48 Diperbarui: 26 September 2015   19:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi mereka yang mempunyai passion sekalipun sudah barang tentu punya nyali untuk melewati gundukan-gundukan rintangan nan bertubi-tubi dengan menggunakan segala usaha dan pengorbanan lalu menikmati hasil akhirnya. CEO Brodo Footwear Yukka Harlanda adalah salah satunya. Seorang pria sederhana asal Bandung itu tiba-tiba berbicara mengenai hiruk pikuk bergelut di dunia usaha.

Kita patut berbangga membelalakan mata melihat seorang CEO muda berbakat yang mampu mengantarkan kesuksesan usaha sepatu Brodo bersama teman-temannya. karena passion mereka mampu bangkit dari kegagalan dan pada akhirnya mampu mendatangkan para Investor dengan sendirinya. Mungkin bermula dari kekhawatiran karena mempunyai ukuran kaki yang besar hingga sulit untuk mendapatkan ukuran sepatu yang sesuai.

Siapa sangka dari kekhawatiran itulan Kang Yukka biasa orang memanggilnya mampu menciptakan ide membuat produk sepatu bernama Brodo. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi produk sepatu hasil buatannya sudah banyak dikenal oleh masyarakat terutama kalangan anak muda seperti saya. Namun bukan hanya itu, bahkan saya dan Empat orang teman di Kampus membuat usaha sepatu yang bercermin dari produk sepatu Brodo hasil buatan Kang Yukka.

Saya dan Empat orang teman saya memulai usaha sepatu sejak tahun 2013 silam. Awal perjalanannya usaha sepatu itu terbentuk karena mengikuti sebuah kompetisi Business Canpas tingkat nasional yang diselenggarakan oleh salah satu Bank BUMN Indonesia. Dari situ usaha sepatu yang kami jalani sangat serius dan bahkan kami rela membagi waktu kami untuk menjalankan usaha sepatu tersebut.Hanya, selanjutnya, pilihan untuk merintis usaha sepatu bersama tidak semudah membalikan telapak tangan.

Maklum anak kuliahan, tugas-tugas kuliah makin numpuk, nilai beberapa mata kuliah mulai turun, organisasi mulai terbengkalai dan uangpun sudah keluar banyak. Dari beberapa alasan tersebutlah Dua orang teman saya akhirnya mengundurkan diri dan tidak sejalan lagi dengan usaha sepatu yang kami buat.

Mungkinkah passion itu ada atau bahkan passion itu hanyalah harapan semata? Entah apa itu passion. Namun dari pertanyaan yang saya lemparkan ke Founder Passionpreneur Academy Dedy Dahlan mengenai bagaimana menggabungkan passion dari berbeda orang. Kurang lebih jawabannya adalah setiap orang memiliki passion berbeda-beda dan setiap orang memiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing, tinggal bagaiman kita menjaga dan mencari orang yang sama-sama mempunyai sebuah kharakter kuat yang saling percaya satu sama lain. Passion itu menurut Kang Dahlan ada nilai gregetnya dan berani mencoba kegagalan yang dimulai dari kegagalan-kegagalan kecil. Dari situ saya dapat menyimpulkan bahwasannya passion itu ada dimasing-masing individu dan bagaimana kita mampu menyikapi serta mengembangkannya.

Diceritakan Kang Yukka, semula dari kegagalan sering ditolak para Investor karena mungkin ada yang salah dari proposal usahanya, beliau berpendapat jangan takut dan harus tetap fokus passion kita. Mengenai membangun usaha bersama satu team, beliau menyarankan agar selesaikan dulu kuliahnya dan baru melanjutkan lagi usaha sepatunya. Kesimpulannya saya selalu percaya apa yang para Usahawan Muda katakan, pengalaman dan saran mereka sangat membantu untuk pengembangan usaha kami selanjutnya. Terimakasih Komunitas Kompasiana Kopdar Bebas Berbagi, Para Pembicara, Peserta dan FWD Life atas semua inspirasinya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun