Namun puluhan tahun sejak Orde Baru tumbang banyak masyarakat bahkan saya pribadi yang masih sempat menikmati kehidupan orde baru adalah sedikit banyak merupakan periode emas perjalanan bangsa ini meski berakhir dengan tragis. Bahkan bagi sebagian orang yang tidak menyukai orde baru sering memplesetkan nama beliau dengan "Hari-Hari Omong Kosong".
Perputaran roda ekonomi yang dikuasai oleh negara berbeda jauh dengan keadaan masa kini dimana roda ekonomi dikuasai oleh pemodal dan pengusaha, sehingga pemerintahpun bahkan seolah tidak punya kebijakan untuk mengendalikan harga-harga, semua diserahkan pada kebijakan pasar dan mekanisme global.
Tetapi akhir-akhir ini kita seakan dejavu pada pola pemerintahan khas Orde Baru yang mana media dikuasai oleh buzzer2 yang bukan tidak mungkin dikendalikan dari dalam lingkar kekuasaaan, kebebasan berpendapat yang bersebarangan langsung dihantam oleh hukum yang berpihak pada kekuasaan dan kroninya.
Saat reformasi mulai bergolak saya masih duduk di bangku sekolah dan belum begitu memahami situasi yang sebenarnya menimpa bangsa ini. posisi kami yang terletak di ujung Sulawesi juga menambah terputusnya komunikasi yang valid, saat hampir semua daerah bergolak dan terjadi penjarahan dimana-mana di Sulawesi Utara justru relatif aman dan terkendali, tak ada riak-riak ataupun penjarahan yang terjadi disana.
Bagi kami anak-anak di daerah kedatangan orang-orang dari Pusat Pemerintahan menjadi sangat spesial di jaman Orde Baru, penguasa saat itu begitu dihargai kedatangannya bahkan di elu-elukan di sepanjang jalan meski yang datang hanya sekelas Menteri.Â
Saya masih ingat betul saat Menristek BJ Habibie yang kemudian hari menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Soeharto datang berkunjung ke salah satu Bendungan terbesar di Sulawesi yakni Bendungan Kosinggolan dan Toraut di Bolaang Mongondow. sejak pagi kami sudah berjejer dan berbaris rapi sambil memegang bendera merah putih menyambut kedatangan beliau.
Tak dapat dipungkiri semua generasi kami sangat menghapal nama-nama sekaligus wajah dari para Menteri, DPA dan juga ketua-ketua lembaga negara lainnya. wawasan kebangsaan inilah yang ditanamkan kepada anak-anak orde baru mulai dari menghapal pejabat-pejabat negara hingga REPELITa dan GBHN menjadi ilmu wajib di sekolah-sekolah.
Harmoko adalah salah satu tokoh yang sangat penting dalam perjalanan Orde Baru baik di awal hingga akhir kejatuhannya. meski banyak sejarah dan rumor-rumor miring yang beredar di masyarakat bagi saya khususnya almarhum adalah sosok yang berjasa bagi perjalanan pembangunan bangsa ini. Ketokohan beliau dan kenegarawanannya turut menjadi catatan sejarah bangsa.
Salah satu cita-cita terbesar saya saat di daerah adalah bertemu dengan para tokoh orde baru termasuk almarhum Harmoko, sayangnya setelah lama tak terdengar justru berita duka wafatnya beliau yang saya dapati.
Terlepas dari sejarah dan catatan-catatan sejarah yang mungkin keliru dalam pemahaman saya atau selainnya.
Bagaimanapun mereka adalah para tokoh nasional yang turut menyertai pembangunan bangsa ini menuju bangsa yang moderen majemuk dan bersatu. Do'a yang tulus mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, semoga almarhum diterima amal ibadahnya dan diampuni segala dosa-dosanya..