Mohon tunggu...
Rosiana Febriyanti
Rosiana Febriyanti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dan guru

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Optimistis Menjemput Rezeki di Sepertiga Malam

7 Mei 2020   03:32 Diperbarui: 7 Mei 2020   04:22 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi diolah dari study.fcsc.com

Mari kita jeda sebentar untuk menanyakan kabar diri kita sendiri. Apakah diri kita sudah hilang harapan dan sandaran kepada Allah Swt? Apa tujuan kita mati-matian berusaha di dunia? Eh, tiba-tiba lembaga/perusahaaan kita merumahkan karena corona. Mari kita buka kembali lembaran-lembaran Alquran yang mungkin selama ini jarang tersentuh.

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. 20:132)"

Laa rayba fiihi. Allah telah menjanjikan rezeki bagi hamba-hamba-Nya yang shalat dan bersabar dalam mendirikannya hingga berbuah takwa.
Dengan begitu maka Allah akan memberi kan rezeki juga kebaikan-kebaikan yang banyak kepadanya.

"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri.  Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Ankabut: 60).

Shalat adalah inti ibadah. Shalat juga mengandung makna 'doa atau permohonan'. Dalam berdoa itu kita tidak boleh memaksa Allah karena Allah akan memberi kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Kapan saatnya pengabulan doa pun terserah Allah.

Lantas, untuk apa kita lama-lama berdoa kalau tidak tahu kapan dikabulkannya? Allah sudah memberikan jalan pengabulan doa, yaitu dengan beribadah yang ikhlas. Kalau Allah sudah mencintai hamba-Nya, apa pun akan diberi, bahkan lebih baik dari dunia dan seisinya.

Begitu pula dengan orang yang minta resep agar langsing pada saya. Melangsing itu hanya untuk yang mau. Kalau saya beri tahu resepnya, apa dia langsung mau mengikutinya? Saya tidak bisa memaksanya untuk mengikuti resep saya.
Saya hanya memberi pilihan, terserah dia mau mengikuti resep saya atau tidak. Saya bukan penggenggam jiwanya yang bisa dengan mudah membolak-balikkan hatinya.

Demikian halnya dengan mengajar murid-murid. Saya hanya menyampaikan dengan cara yang saya bisa. Perkara ilmu yang terpaut atau tidak pada cara berpikirnya itu di luar kuasa saya. Saya hanya berusaha memahamkannya tetapi Allahlah pemberi ilmu yang sesungguhnya. Sekeras apa pun usaha saya, tak akan bisa tanpa kehendak dan pertolongan Allah.

Kita diciptakan untuk beribadah, bukan berdoa sambil memaksakan sesuatu harus sesuai dengan nafsu atau keinginan kita. Tetaplah berusaha sambil menyesuaikan keinginan kita dengan keinginan Allah.

Misalnya seperti ini, kalau ada anak yang merengek minta uang jajan, pasti ia akan berusaha melakukan apa yang disukai orang tuanya sampai orang tuanya itu ridha memberikan uang jajan..

Kebanyakan orang berdoa pasti menyesuaikan dengan apa yang disukai Allah, misalnya ingin dapat jodoh maka dia banyak sedekah, banyak ibadah, banyak senyum,  dan sebagainya.  Orang itu tidak boleh memaksa harus tahun ini nikahnya.

Begitu juga ketika kita memaksa kepada Allah agar virus corona ini segera pergi dari Indonesia. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kapan doa kita dikabulkan. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik dalam pandangan Allah. Orang yang punya anak laki-laki tidak boleh memaksa Allah berkenan memberinya anak perempuan,  dan sebaliknya. Tugas kita hanya beribadah dan berdoa sambil mengoptimalkan ikhtiar.

Hadiah, pemberian,  solusi, pertolongan Allah jauh lebih banyak daripada musibah, sakit, dan kehilangan yang kita alami. Jangan berputus asa, rahmat Allah lebih luas daripada ampunan Allah. Banyaklah beristigfar atas lalainya diri dari bersyukur.

Setiap peristiwa terjadi di dunia ini tidak harus ada penyebabnya.  Allah Yang Maha Berkehendak, kun fayakun. Tugas kita hanya bekerja dan beribadah semaksimal kita bisa. Hasilnya serahkan segalanya kepada Allah. Rezeki,  jodoh, anak, dan ajal adalah 100% hak prerogatif Allah.

Sesungguhnya Allah Swt mencintai manusia yang memohon dan meminta hanya kepada-Nya. Sebaliknya Allah sangat membenci orang yang meminta selain kepada-Nya. Ibn Atha'illah Al-Sakandari berkata,

"Sesungguhnya cukuplah ketaatanmu menjadi jalan ridha Allah kepadamu. Ketika engkau menyampaikan permohonanmu kepada Allah, yakinlah bahwa Dia akan mengabulkan permohonanmu itu." Yakinlah selalu pada pertolongan-Nya sambil terus berusaha sekuat tenaga mewujudkan mimpi dan harapan kita.

Jika kita terus-menerus meminta tolong pada tetangga, biasanya akan timbul bosan di hati tetangga kita, bahkan marah. Akan tetapi tidak sama halnya jika kita senantiasa meminta tolong pada Allah Swt, Dia Mahakuasa, sangat dekat dan menyukai hamba-Nya yang rajin berdoa. Firman-Nya," Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'min: 60).

Jangan sia-siakan doa tanpa dengan melakukan usaha apa pun. Sebaliknya, usaha tanpa doa hanya akan menimbulkan kecewa. Oleh karena itu, memohonlah dan sandarkan seluruh beban kepada-Nya. Hanya Allah Swt yang akan memenuhi segala kebutuhan kita. Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun