Begitu juga ketika kita memaksa kepada Allah agar virus corona ini segera pergi dari Indonesia. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui kapan doa kita dikabulkan. Apa yang baik menurut kita belum tentu baik dalam pandangan Allah. Orang yang punya anak laki-laki tidak boleh memaksa Allah berkenan memberinya anak perempuan, Â dan sebaliknya. Tugas kita hanya beribadah dan berdoa sambil mengoptimalkan ikhtiar.
Hadiah, pemberian, Â solusi, pertolongan Allah jauh lebih banyak daripada musibah, sakit, dan kehilangan yang kita alami. Jangan berputus asa, rahmat Allah lebih luas daripada ampunan Allah. Banyaklah beristigfar atas lalainya diri dari bersyukur.
Setiap peristiwa terjadi di dunia ini tidak harus ada penyebabnya. Â Allah Yang Maha Berkehendak, kun fayakun. Tugas kita hanya bekerja dan beribadah semaksimal kita bisa. Hasilnya serahkan segalanya kepada Allah. Rezeki, Â jodoh, anak, dan ajal adalah 100% hak prerogatif Allah.
Sesungguhnya Allah Swt mencintai manusia yang memohon dan meminta hanya kepada-Nya. Sebaliknya Allah sangat membenci orang yang meminta selain kepada-Nya. Ibn Atha'illah Al-Sakandari berkata,
"Sesungguhnya cukuplah ketaatanmu menjadi jalan ridha Allah kepadamu. Ketika engkau menyampaikan permohonanmu kepada Allah, yakinlah bahwa Dia akan mengabulkan permohonanmu itu." Yakinlah selalu pada pertolongan-Nya sambil terus berusaha sekuat tenaga mewujudkan mimpi dan harapan kita.
Jika kita terus-menerus meminta tolong pada tetangga, biasanya akan timbul bosan di hati tetangga kita, bahkan marah. Akan tetapi tidak sama halnya jika kita senantiasa meminta tolong pada Allah Swt, Dia Mahakuasa, sangat dekat dan menyukai hamba-Nya yang rajin berdoa. Firman-Nya," Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'min: 60).
Jangan sia-siakan doa tanpa dengan melakukan usaha apa pun. Sebaliknya, usaha tanpa doa hanya akan menimbulkan kecewa. Oleh karena itu, memohonlah dan sandarkan seluruh beban kepada-Nya. Hanya Allah Swt yang akan memenuhi segala kebutuhan kita. Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H