Mohon tunggu...
Rosiana Febriyanti
Rosiana Febriyanti Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dan guru

Senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewi Sandra: Muslimah Jangan Kalah dari Durian

21 Februari 2020   11:12 Diperbarui: 21 Februari 2020   11:24 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram edufestalkahfi

Hijrahnya Dewi bukan karena Dewi sendiri, tetapi karena doa dari orang tua. Doa orang tua itu paling mujarab, amazing, seperti sniper yang sasarannya tepat. Oleh karena itu, perbaikilah hubungan dengan ibu dan minta didoakan.

Meskipun Ibu telah meninggal, tetapi karena doa ibulah kita menjadi lebih baik, bukan karena kita telah membaca Alquran atau mengerjakan ibadah-ibadah lainnya. Hormati, sayangi, dan taatilah ibumu karena itu efeknya sangat besar. Silakan dites, mungkin kalian akan merasakannya sendiri. Itulah kepakan sayap yang paling jitu.

Saat ini hal yang paling kecil telah terjadi di Cina adalah Virus Corona. Virus yang sangat kecil, tetapi besar sekali dampaknya. Apalagi contoh yang kecil berdampak besar? Lisan kita. Kita lihat, yang paling banyak melakukan ghibah itu adalah perempuan yang notabene berjilbab, tetapi itulah kenyataan hari ini muslimah banyak yang tidak memiliki ilmu. 

Kelemahan wanita terletak di mulutnya. Masih ada yang suka menggibahi teman-temannya. Mengapa hal itu terjadi? Karena ilmunya belum menempel di hati. Kalau kita benar-benar paham itu tidak boleh karena sama halnya seperti memakan bangkai saudaranya sendiri, kita tidak akan pernah menjelek-jelekan orang lain atau menyakiti orang lain. 

Kita bisa saja minta maaf kepada Allah dan insya Allah, Allah akan mengampuni karena Allah Mahabaik. Akan tetapi, jika kita tidak meminta maaf kepada orang yang telah kita jelek-jelekan, dosanya sangat besar dan justru pahala kita akan ditransfer kepadanya. Pahala kita habis dan dosanya akan ditransfer ke kita. Kalau kita memiliki ilmu, kita akan berpikir beribu-ribu kali sebelum mengghibah. 

Dewi berpesan, sebagai muslimah kita harus menjaga adab, pemikiran, sikap, cara bergaul, cara berbicara, bahkan sampai cara kita bermain sosmed. Tentu banyak juga perempuan yang menyukai K-pop. Ini sebenarnya tidak boleh, tetapi inilah dunia yang akan membawamu ke atas, ke bawah, ke samping, ke belakang, yang bisa melalaikan kita dari Allah Subhanahu wa ta'ala. 

Oleh karena itu, untuk bisa berhijrah dan istiqomah harus belajar agama, membaca Al-Qur'an, berusaha mengerti dan memahami artinya, membaca hadis-hadis, sejarah nabi-nabi, dan sejarah para sahabat yang dijamin masuk surga. Kemudian kita introspeksi diri, jangan-jangan selama ini kitanya yang salah memilih panutan. 

Agar selalu istiqomah, Dewi meminta kita untuk senantiasa menjaga hubungan dengan ibu, orang tua, keluarga, dan hubungan yang terbaik adalah dengan Allah. Efek samping yang paling seram adalah kalau kita salah dan yang paling indah kalau kita tepat menentukan pilihan. Pilihan itu ada di kepakan sayap kita sendiri.

Dewi berpesan, muslimah yang hidup di era milenial dan banyak godaannya, agar senantiasa istiqomah adalah menjaga hal yang utama, yaitu ilmu. Tidak mungkin kita bisa melalui setiap ujian kalau kita tidak memiliki ilmu karena di luar sana sangatlah ganas dan sangar. 

Pergunakan waktu dengan mencari ilmu karena kalau sudah masuki usian 30-40 tahun otak tidak lagi segar untuk menerima ilmu. Alangkah sedihnya Dewi ketika memasuki 30-40 tahun baru mengenal Khodijah yang luar biasa dan Aisyah sebagai penghafal hadits terbanyak. Dewi mengaku hafal banyak lagu tetapi tidak hafal hadits. Dewi prihatin remaja sekarang  sibuk bermain tiktok, tetapi ilmu agamanya tidak ada.

Formula Allah adalah "Siapa yang mengikuti jejak Nabi, dialah yang akan selamat." Sekali lagi Dewi menekankan, untuk bisa istiqomah, yang pertama menuntut ilmu karena ilmu sangatlah penting dan yang kedua hindari ghibah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun