Mohon tunggu...
Robby Akbar
Robby Akbar Mohon Tunggu... -

kritis,inovatif,realistis,berkaca pada pengalaman hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Titik Balik dari Sebuah Tragedi

23 Juni 2015   22:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Pada suatu hari ada seorang remaja yang mengukir sebuah cerita indah dari sebuah perjalanan hidupnya. Dimulai ketika pagi itu,Alif seorang remaja SMA di salah satu kota kecil menjalani rutinitasnya sebagai pelajar. Dia berangkat ke sekolah yang tidak jauh dari rumahnya. Pada saat itu dia masih kelas 2 SMA. Di sekolah dia sangat terkenal baik dengan sikapnya yang baik maupun buruk. Alif sangat aktif dalam kegiatan organisasi maupun ekstrakurikuler disekolahnya. Dia juga sering mengikuti pertandingan olahraga mewakili SMA-nya. Bahkan karena sempat populer dia disukai salah seorang gadis di SMA itu. Mia adalah seorang gadis yang cantik jelita,dia memiliki perasaan saling suka dengan Alif. Hingga pada suatu ketika.

“Mia apakah engkau bersedia berpacaran denganku?” ujar Alif
“iya” balas Mia


   Tanpa berfikir lama Mia langsung membalas dengan satu kata berjuta penantian tersebut. Setelah hari itu hidup Alif jadi terasa lebih lengkap dengan seorang kekasih disampingnya. Hari demi hari Alif merasa semangat untuk pergi ke sekolah. Masa putih abu-abu tersebut memang masa paling indah bagi Alif.
Hingga tiba saatnya Alif kenal dengan orang tua Mia yang ternyata juga menerimanya dengan baik. Suatu kebetulan ayah Mia adalah seorang perwira polisi,dan sejalan dengan cita-cita Alif untuk menjadi seorang polisi. Alif lebih semangat lagi untuk mengejar cita-citanya termotivasi keadaan tersebut. Alif lebih rajin lagi belajar walau nilainya di semester sebelumnya sempar merosot karena dia mengikuti pertandingan pencak silat antar pelajar di provinsi. Tidak hanya itu,dia juga lebih rajin untuk memperbaiki fisiknya. Tidak tanggung-tanggung setiap sepulang sekolah dia langsung pergi ke stadion di daerahnya untuk lari-lari pada tengah hari,tanpa memperdulikan mataharai yang berada tepat diatas kepala. Setelah lari-lari ia pun melanjutkan berlatih berenang,dan les. Hal tersebut dilakukannya setiap hari demi mencapai cita-citanya dan juga untuk membanggakan orang disekitarnya. Cita-cita Alif semakin terbuka lebar ketika mendengar kabar gembira dari orang tuanya.

“Nak,kamu mau kah menjadi polisi,bapak ada yang nawarin?” ujar bapak Alif
“mau sekali pak,tapi gimana caranya?” balas Alif
“begini nak,kau fokus saja belajar dengan latihan,nanti untuk jalannya bapak bisa titip ke orang.” Kata bapak Alif dengan nada meyakinkan
“wah disuruh bayar berapa pak?” tanya Alif
“gampanglah le bapak carikan.” Saut bapak Alif tanpa menyebutkan nominal

   Alif sadar bahwa itu bukanlah uang yang sedikit,lalu Alif melakukan sholat istiqoroh untuk mencari petunjuk apakah benar jalan tersebut untuk masa depannya karena uang tersebut bukanlah uang yang sedikit.
Tiba saat kelas 3 SMA dan saat musim ujian,siswa kelas 3 sedang musim memikirkan kemana tujuan mereka setelah mereka lulus nanti. Alif sudah siap baik fisik maupun mental untuk tes polisi. Pada haru sabtu malam sepulang les dia pergi keluar kota untuk bermain futsal,karena itu adalah hobi Alif. Tanpa diduga pada malam setelah pertandingan futsal tersebut,saat perjalanan pulang lewat tengah malam didepan sebuah bangunan angker Alif kecelakaan.
Karena pada saat itu tengah malam,tidak ada orang yang membantunya. Bahkan ada seseorang yang mau lewat jalan tersebut mendengar suara Alif berteriak,orang tersebut lari terbirit-birit karena dikiranya suara hantu penunggu di tempat itu. Akhirnya setengah jam kemudian orang tua Alif menelepon dan datang menjemputnya. Tanpa berfikir panjang orang tua Alif langsung membawanya ke rumah sakit karena Alif mengalami patah tulang.
Keesokan harinya setelah menjalani operasi Alif sedikti terkejut saat tau pesan di handphone yang berbunyi bahwa Mia mengajak mengakhiri hubungan,karena dia dijodohkan dengan seorang polisi. Pupus sudah semua harapan Alif untuk membahagiakan orang disekitarnya. Alif telah kehilangan cita-citanya serta cintanya,dan saat itulah adalah titik balik dari perjalanan hidupnya. Mungkin kejadian tersebut adalah jawaban atas sholat istiqoroh Alif. Alif yang dulunya bisa melakukan segala hal,kini hanyalah manusia yang keberadaannya tidak dihiraukan oleh teman sekitarnya. Namun hari demi hari Alif lewati dengan sabar,dia merencanakan rencana baru untuk masa depannya yang hancur. Dimulai dengan menyembuhkan diri dari tragedi kecelakaan tersebut dan juga memperbaiki mentalnya.

   Setelah ujian kelas 3 selesai semua dia pergi keluar kota untuk menjalani bimbingan belajar,kota yang beda dengan teman-temannya yang lain. Dari kota itu dia mendengar banyak temannya yang sudah diterima dipolisi. Dari situlah Alif jadi lebih terpacu untuk berusaha dengan keras,sembari memperbaiki sikap dan perilakunya. Hingga pada suatu ketika saat dia menaiki sebuah angkutan umum,dia bertemu seorang kakek-kakek yang buta dan belum makan selama sehari. Kakek tersebut sedang menuju kekampung halamannya. Karena tau kakek tersebut perjalannya masih jauh dan tidak punya uang sepeserpun,lantas Alif merasa kasihan. Alif merasa bahwa ada yang lebih sedih daripada dia. Karena itu Alif memberikan sebagian uangnya untuk kakek tersebut supaya digunakan sebagai perjalanan pulang dan makan. Lalu kakek tersebut mendoakan agar Alif dapat berhasil atas segala hal yang dicita-citakan. Tak lama kemudian setelah mendaftar berbagai macam universitas,Alif mendengar kabar bahwa dia diterima salah satu sekolah kedinasan yang terkenal susah dalam seleksinya.

“Tuhan,jadi inikah caramu untuk menunjukkan jalan rezeki yang benar bagi umatmu.” Alif membatin didalam hati

   Setelah kabar tersebut orang tua Alif pun jadi bersyukur tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk Alif melanjutkan pendidikan. Akhirnya Alif mendapatkan buah dari kesabarannya tersebut ,Mia yangg telah memilih mengakhiri kisah cintanya dengan Alif pun jadi menyesal. Dari situlah Alif tau bahwa semua manusia pasti mengalami sebuah titik balik di dalam hidupnya,entah kapanpun itu. Alif pun jadi memiliki motto hidup baru.

“Selama masih ada tekat yang terpelihara dalam semangat,tidak ada kata terlambat untuk memulai kembali.”

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun