1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan ssosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusaiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah kailmuan
Konsep Kurtilas ini hampir mendekati sempurna. Hanya butuh evaluasi, dan revisi sedikt saja mungkin ia bisa menjadi sempurna. Bukan dengan mengahapuskannya. Guru-guru juga tidak bisa menolak kurtilas dengan alasan “ribet” sistem penilaian dan ribet bikin RPP. Karena seorang guru itu dituntut untuk cerdas. Kecuali, jika menjadi guru dengan menyogok ratusan juta, wajar jika sebagian guru mengatakan kurtilas ini menyusahkan.
Melihat Konsep kurikulum 2013 yang hampir sempurna dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia ini, atas nama pribadi,saya menyayangkan keputusan anies baswedan untuk menghentikan kuriulum 2013. Saat ini, pelajar, guru, orang tua hanya butuh penyesuaian, pelatihan yang matang serata peninjauan kembali kepada materi pelajaran dalam buku teks dan pelengkapan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang merata ke seluruh sekolah untuk benar-benar siap pada tahun-tahun berikutnya.
Jangan coba-coba mengakali anggran pendidikan sebesar 20% dari APBN untuk berpindah ke kantong pribadi barang satu rupiah pun dengan mempermainkan alasan perubahan kurikulum yang menuntut mencetak buku baru, sosialisasi, persiapan untuk mencuri-curi anggran itu.
Tolong berhenti mempolitisasi pendidikan, jangan terus-terusan membuat kami sebgai kelinci percobaan.
lanjutk an kurikulum 2013.
JAYALAH PENDIDIKAN INDONESIA !!!
(Rps)