Mohon tunggu...
Rismayanti Priyanita
Rismayanti Priyanita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Senang belajar membaca, meneliti, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Alasan Kami Tidak Memvaksin Anak

5 Januari 2018   10:25 Diperbarui: 5 Januari 2018   11:09 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

6.Dr Otto Warburg, peraih hadiah Nobel sebanyak dua kali yang juga sahabat Enstein ini mengatakan bahwa  dalam kondisi lingkungan yang bersifat alkaline (basa), bakteri maupun virus penyebab penyakit itu tidak dapat hidup. Tentu saja salah satu yang dapat mempengaruhi alkalinitas tubuh adalah asupan nutrisi. 

Oleh karena itu, kami sangat percaya bahwa nutrisi yang baik, sanitasi lingkungan yang bersih, air dan udara yang bersih, cahaya matahari, olah raga dan istirahat yang cukup adalah faktor faktor yang paling berpengaruh terhadap kebal atau tidaknya seseorang.

7.Saya sendiri termasuk orang yang tidak pernah divaksin (kata ibu saya). Meski demikian Alhamdulillah saya jarang sakit, hampir tidak pernah ke dokter dan sama sekali tidak pernah dirawat di rumah sakit. Saat ini, saya dan keluarga hanya berusaha menjalani pola hidup dengan sebaik baiknya. 

Semoga dengan upaya seperti itu, kami bisa terhindar dari berbagai macam penyakit apapun.
Setidaknya itulah beberapa alasan kenapa saya dan suami tidak lagi mengandalkan vaksin untuk kedua anak kami. 

Alasan alasan yang membuat setiap orang tua tidak memvaksin anak anaknya sebetulnya beragam, diantaranya seperti yang saya utarakan di atas, ada juga yang karena alasan ajaran agama dan yang cukup mengerikan adalah karena sebelumnya pernah mengalami cedera vaksin.

Namun entah kenapa yang Seringkali muncul di pemberiataan di media massa adalah yang selalu dikarenakan oleh faktor ajaran agama (dogma) yakni terkait kehalalan vaksin. 

Selain itu, media juga hampir tidak pernah memuat berita terkait kandungan vaksin, efek samping dan KIPI sehingga banyak masyarakat yang tidak paham sama sekali apa itu KIPI.** Yang sering muncul dalam pemberitaan media adalah hanya sebatas mengenai pentingnya vaksinasi, bahayanya kalau tidak divaksin juga memposisikan yang tidak divaksin sebagai biang penular penyakit.  

Dari sini saya jadi berpikir bahwa hampir semua media mainstream adalah pro vaksin. Saya menulis tulisan ini bukan bermaksud untuk mengajak orang untuk tidak memvaksin anak anaknya seperti saya. 

Tetapi alangkah baiknya, sebelum memutuskan untuk memvaksin anak anaknya, para orang tua mencari  informasi terlebih dahulu yang sebanyak banyaknya terkait vaksinasi terutama yang terkait dengan kandungan dan efek samping vaksin beserta penanganannya.

Pun dengan yang memutuskan untuk tidak memvaksin anak anaknya sebaiknya jangan semata mata karena dogma agama apalagi kalau hanya sebatas ikut ikutan. Baik yang mau vaksin atau tidak, sama sama perbanyak pengetahuan mengenai kesehatan dan jangan terjebak dengan isu yang menggunakan istilah pro vaksin dan anti vaksin yang cenderung dapat mengadu domba. 

Karena dari itu semua, yang terpenting adalah sama sama menjaga lingkungan tetap bersih dan perbaiki asupan nutrisi agar sama sama terhindar dari berbagai macam penyakit. Setidaknya, tidak ada salahnya untuk selalu ingat pepatah Hipokrates yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran itu "Let food be thy medicine" Jadikan makanan sebagai obatmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun