Mohon tunggu...
Rismayanti Priyanita
Rismayanti Priyanita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Senang belajar membaca, meneliti, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menanam "Toga"

2 Januari 2018   10:44 Diperbarui: 2 Januari 2018   11:03 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanam adalah salah satu resolusi saya untuk tahun 2018 ini. Di hari pertama tahun 2018 ini, saya mencoba menanam beberapa tanaman obat untuk keluarga (TOGA) di halaman depan rumah. Beberapa tanaman obat yang saya tanam berasal dari tanaman yang tumbuh liar di pinggir selokan dan lahan kosong samping rumah. Tanaman tanaman obat tersebut diantaranya :

KITOLOD

Tanaman yang banyak tumbuh liar di pinggir selokan dan tepi jalan ini bermanfaat untuk menobati kulit yang terluka, memar dan iritasi mata karena sifatnya yang antiinflamasi (antiperadangan), analgesik (menghilangkan nyeri) dan hemostatik (menghentikan pendarahan).

PECUT KUDA

Tanaman pecut kuda dapat mengobati rematik dan sakit amandel, radang tenggorokan, batuk, dan hepatitis A. Tanaman ini memiliki efek anti radang, meluruhkan air seni, melancarkan darah dan memperkuat daya tahan tubuh. Karena pecut kuda dapat melancarkan darah (haid), maka wanita hamil dilarang mengkonsumsinya.

BANDOTAN

Bandotan berkhasiat untuk pengobatan: demam,malaria, sakit tenggorokan, radang paru (pneumonia), radang telinga tengah (otitis media), perdarahan, seperti perdarahan rahim, luka berdarah, dan mimisan, diare, disentri, mulas (kolik), muntah, perut kembung,  keseleo, pegal linu, mencegah kehamilan, badan lelah sehabis bekerja berat,  produksi air seni sedikit, tumor rahim, dan perawatan rambut. Sementara akarnya berkhasiat untuk mengatasi demam.

PUTRI MALU

Tanaman yangketika disentuh daunnya maka akan mengatup ini dapat  mengatasi insomnia,rematik,  mengobati batuk dan pilek, mempercepat penyembuhan luka, mencegah hepatitis, melindungi hati dari racun. Daun putri malu memang sangat sensitif rangsangan. Selain disentuh, daun putri malu akan mengatup ketika menjelang sore atau saat matahari terbenam.

Sebetulnya sudah ada beberapa tanaman obat lainnya seperti kenikir, lidah mertua, daun sirih dll yang sudah ditanam di halaman rumah. Namun setelah saya membaca buku yang berjudul Sehat Holistik secara Alami, karya Tjok Gde Kerthayasa dan Indri Yuliani, saya semakin bersemangat untuk menanam tanaman obat-obatan yang lainnya. Terlebih beberapa tanaman obat yang sempat diulas dalam buku tersebut ternyata banyak yang tumbuh liar di sekitar rumah.

Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa tanaman tanaman itu tidak tumbuh begitu saja tanpa arti. Kalau kita sakit, apa yang tumbuh di sekitar kita sebetulnya bisa dijadikan sebagai obat penyembuh. Salah satu contohnya adalah kalau kita sakit karena cuaca, alang alang yang senang tumbuh di tempat kering dan panas, akarnya seringkali digunakan untuk mengobati panas dalam karena perubahan cuaca.

Kalau kita perhatikan, memang banyak sekali tanaman yang tumbuh liar di sekitar rumah kita. Sayangnya, kita sendiri banyak yang tidak mengenal dan mengetahui nama nama dan khasiat dari tanaman yang banyak tumbuh tersebut. Sehingga apabila kita dan anggota keluarga ada yang sakit, kita lebih mengandalkan obat obat kimia yang justru banyak menimbulkan efek samping bagi tubuh.

Menurut saya, ketidaktahuan tersebut setidaknya disebabkan oleh sistem pendidikan yang selama ini cenderung menjauhkan peserta didik dari alamnya atau lingkungan terdekatnya. Untuk itu, kegiatan menanam tanaman obat obatan ini bisa dijadikan sebagai salah satu upaya untuk kembali belajar lebih mengenal alam sekitar, khususnya bagi saya dan keluarga selain sebagai bentuk upaya agar bisa menjalani hidup sehat tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun