Mohon tunggu...
Rini Nainggolan
Rini Nainggolan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Rini O. Nainggolan, Mrs. Paul Schmetz

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pearoba, Danau Di Atas Danau Toba

2 Oktober 2014   22:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:37 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_326917" align="aligncenter" width="640" caption="Pearoba"][/caption]

Saya mengunjungi Pearoba bersama suami, ayahanda dan bapatua saya di penghujung 2013 sebelum saat ini berdiam tidak jauh dari Pearoba. Kami menempuh jalan dari Simpang Tugu Opung Simarmata di desa Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Jalan masih berbatu dan hanya sedikit yang mulus dengan aspal beberapa meter. Dan jika musim hujan jalanan yang campuran batu dan dan tanah akan licin sehingga harus berhati-hati.

Jarak dari Simpang Simarmata ke Pearoba sekitar 7-8km dan ditempuh kurang lebih 30menit dengan kendaraan. Anak-anak penduduk sekitar akan menghabiskan waktu kurang lebih satu jam jika berjalan kaki ke sekolah baik SD maupun SMP yang ada di sana, sedangkan bagi murid SMA harus menumpang angkutan umum lagi setelah berjalan kaki.

Sebenarnya saya sudah mendengar Pearoba dari cerita-cerita namun baru melihatnya sekali saja. Pearoba memang belum dituliskan di brosur wisata bersama Danau Sidihoni dan Danau Aek Na Tonang yang juga ada di Kabupaten ini. Berada di ketinggian membuat Pearoba menjadi unik. Saya hingga sekarang tidak tahu darimana sumber airnya selain menduga dari mata air sendiri di dasarnya. Saat musim kemarau dan rumput hijau di sekitarnya mulai kecoklatan, Pearoba masih berair.

Lahan berkontur dan dilengkapi rumput hijau hingga seperti bukit Teletubbies ada di sekitar Pearoba. Pohon di sekitarnya tidak begitu banyak dan mayoritas pinus. Sepanjang perjalanan, tanaman kopi merupakan tanaman mayoritas penduduk. Kopi yang disebut Kopi Ateng ini merupakan penghasilan utama penduduk desa. Selama tidak kemarau, maka penduduk akan rutin panen kopi. Selain itu ada juga pembuatan batu bata yang dikelola oleh keluarga Simarmata. Desa Sihusapi yang mencakup Pearoba ini juga dipimpin Kepala Desa W. Simarmata.

14122372401058359936
14122372401058359936

[caption id="attachment_326913" align="aligncenter" width="448" caption="Di sekitar Pearoba"]

1412234923282224959
1412234923282224959
[/caption]

[caption id="attachment_326914" align="aligncenter" width="448" caption="Di Sekitar Pearoba "]

1412235028297758647
1412235028297758647
[/caption]

Kami pun singgah di kedai tradisional sederhana milik penduduk desa untuk minum kopi, teh, maupun tuak jika saat itu tersedia. Tuak sudah dikenal luas bagi kaum lelaki Batak di sana, dibuat dari fermentasi air nira. Banyak juga pengunjung asing yang lumrah disebut “bule” suka minuman ini.
Tak jauh dari Pearoba ada juga mata air Si Gornang yang diklaim sebagai situs bersejarah sebagai peninggalan asli dari Opung Simarmata. Penduduk di sekitar Pearoba memang mayoritas bermarga Simarmata sebagai keturunan Opung Simarmata sedangkan yang bermarga lain bisa dipastikan juga memiliki kaitan family misalnya keturunan marga Nainggolan yang menikahi putri Simarmata (boru Simarmata).
Terpesona oleh kecantikan sekitar Pearoba, terbayang lokasi-lokasi camping di Eropa khususnya Jerman dan Belanda. Dengan hanya menyediakan fasilitas air bersih dan keamanan, bisa jadi usaha. Selama ini pengunjung asing akan menginap di berbagai penginapan di sekitar Tuk-tuk yang sekitar satu jam dari Pearoba . Pengunjung menyewa sepeda motor atau diantar dengan mobil oleh pemandu mereka dan mereka pulang dengan bersepeda. Pengalaman saya, inang Annette Horschman Siallagan dari Tabo Cottage yang paling rajin memandu tamu untuk melihat Pearoba.

[caption id="attachment_326916" align="alignnone" width="640" caption="Di sekitar Pearoba"]

14122360161663907598
14122360161663907598
[/caption]

Untuk makan kuliner khas bisa dicoba mie gomak yaitu nama lain mie lidi yang mirip spaghetti dan ikan bakar sambal tombur. Sambal tombur ini merupakan sambal dari campuran kemiri, cabai, bawang merah dan bumbu lain yang dibakar terlebih dahulu sebelum diulek. Selanjutnya dicampur rempah khas Tapanuli bernama Andaliman dan perasan air jeruk nipis.
Ada yang lucu bagi saya tentang sambal tombur ini. Suatu hari seorang Batak yang mengunjungi Pulau Samosir sudah ingin makan ikan bakar. Saat ikan dan bumbu sudah disajikan, ia mengungkapkan bahwa ia ingin sambal kecap manis saja seperti bumbu ikan bakar hidangan nasional. Juga turis dari Surabaya mengungkap sambal tombur enak tetapi dia tidak sanggup makan banyak karena adanya bumbu Andaliman.
Ingin mencoba semua yang saya tuliskan ini? Segera datang ya, dan jangan lupa ada Pearoba di atas Danau Toba.
Catatan: Fotografer terkenal, Jonny Siahaan juga mengunggah foto-foto Pearoba di Panoramio.

tag: akudankompasiana (www.kompasianival.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun