Mohon tunggu...
Rini Nainggolan
Rini Nainggolan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Rini O. Nainggolan, Mrs. Paul Schmetz

Selanjutnya

Tutup

Politik

DPR=Pencipta Lagu, Jokowi=Penyanyi

12 Desember 2014   20:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena laptop suami yang  di samping saya memutar video klip Sarah Brightman dan Alasandro Safina yang menyanyi di tengah-tengah bangunan dan orang-orang seperti di gereja, maka saya pun melayangkan focus dari searching tentang dunia pertanian yaitu kesuburan tanah.

Para penyanyi professional tak diragukan lagi kualitas suaranya. Begitu juga dengan si cantik Sarah Brightman dan si tampan Alesandro Safina. Meski dulu ayah saya cenderung menyindir kaum penyanyi dengan “kaum do re mi” atau “lihatlah mulutnya penyanyi”, tetapi lama kelamaan saya sadar mereka amazing, tentu saja bukan penyanyi yang abal-abal ya.

Saya pun memikirkan penyanyi ini dengan hubungan seharusnya eksekutif-legislatif. Andai penyanyi adalah eksekutif, maka legislatif adalah penulis lagu. Jika ada penyanyi sekaligus penulis lagu lebih bagus lagi tetapi hampir semua penyanyi papan atas lebih banyak focus menyanyi saja.

Bagaimana jika kaum legislative membuat lagu yang bagus saja alias peraturan yang bagus dan mereka berharap, mendukung, membantu eksekutif menjalankannya? Bukan justru lama mencipta lagu, mengundur waktu mencipta lagi, menjatuhkan penyanyi alias si eksekutif? Bukankah pencipta lagu yang baik akan berharap si penyanyi bisa menyanyikan lagu-lagunya dengan baik?

Saya pun berpikir apa kelebihan penyanyi? Mengapa harus si penyanyi yang menyanyikan lagu ciptaan si penulis lagu? Saya pun melihat (mengamati melalui video) Celine Dion, Sarah Brightman, Cherice Pengpeco, ternyata kelebihan mereka adalah menarik nada-nada, melantunkannya dengan indah, belum lagi jika ditambah aksi koreografer mereka. Contoh Celine yang santai saja menari di atas sepatu berhak tingginya, yang tingginya sekitar 5-7 cm itu, PD alias percaya diri dengan segala gerakannya dan busananya meski busana itu pilihan para asisten. Bayangkan jika si penulis lagu yang menyanyikan lagu, bisa saja tak semenarik Celine, juga tak sesukses dia dalam menggapai profit. Si penulis lagu yang benar-benar empu penulis lagu mungkin hanya bisa menyanyikan lagu ciptaannya dengan gaya membosankan, tak sekreatif Celine dengan tarian di atas sepatu high heelsnya.

Demikianlah juga dengan legislative, jika mereka yang harus mengerjakan dan menjalankan semua kebijakan, apalah bisa sukses, menarik rakyat sebagai penonton yang membayar tiket konser dan membeli music (dengan kata lain sebagai pajak). Apakah para anggota DPR sadar bahwa di hati rakyat mereka tak semenarik Jokowi dan Susi, setidaknya sekarang ini?

Jadi Bapak Ibu anggota DPR, sadarlah Anda sebagai penulis lagu, tulislah dan ciptakanlah lagu yang benar-benar apik, kalau ada ide mencipta lagu, jangan diundur-undur dengan tujuan si penyanyi lama atau susah atau tak sukses. Terlebih ada Anang di sana, semoga dia bisa mencipta lagu yang baik, eits bukan lagu mellow ya tetapi peraturan yang professional, bukan lagu abal-abal tetapi peraturan yang bisa mendatangkan profit bagi kita semua, pencipta lagu, penyanyi, penonton konser,  juga pembeli kepingan CD, kaset dll.

(Tulisan ini tanpa saya baca ulang supaya lanjut kegiatan saya yang lain)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun