Mohon tunggu...
Rini Zahroh
Rini Zahroh Mohon Tunggu... -

Member of Psychology UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Haruskah Aku Berhenti?

22 Desember 2014   06:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagai bulatnya bumi

Tak ada yang berubah

Tak ada yang berbeda

Selalu bersama dalam cerah, mendung,

Hujan, badai, bahkan bencana

Kami padu

Putihku telah dikenalnya

Hitamku telah dihafalnya

Putihnya telah menyatu dalam hitamku

Hitamnya terkaburkan oleh putihku

Yang kami ingin

Bersama

Yang kami mau

Bersatu

Yang kami impikan

Menua bersama

Namun akankah terjadi?

Adat ini mencambuk kami

Mengurung kami, memisahkan kami

Beribu orang bagai beton – beton penghalang

Bagai serigala siap mengoyak tubuh

Kami mencoba bertahan

Kami hancur, bangkit

Selalu perbaiki, dan perbaiki

Aku telah lelah

Telingaku tak lagi mampu

Mendengar hujatan, cemooh, dan

Kecaman mereka

Aku lelah

Tak bolehkah bersama?

Jika kami bersama

Apa beribu titik hitam akan hinggap?

Dunia

Bagai malaikat yang siap

Menarik nyawa manusia terkutuk

Letih dan takut

Haruskah aku berhenti?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun