Dua bulan lalu…
Kubuka jendela dunia maya
Sebuah tragedi terlintas kubaca
Kisah tentang dunia nyata
Yang membuatku terpana
Meluap berjuta tanya
Kubuka tirai tiap jendela
Terpampang jelas segala duka
Tentang derita pahlawan devisa
Dari yang tersiksa meninggalkan luka
Sampai yang pulang meninggalkan nama
Lalu…mataku terbelalak tak percaya:
“Ratusan TKI berbulan-bulan terlunta
Di kolong jembatan di kota sebuah negara kaya”
Sebulan berlalu…
Kubuka layar kaca
Menyaksikan berita dunia berbagai negara
Lagi-lagi mataku terbelalak tak percaya:
“Ratusan TKI berbulan-bulan terlunta
Di kolong jembatan di kota sebuah negara kaya”
Tiga bulan berlalu…
Masih di layar kaca
Yang kuanggap memalukan di mata dunia
Mataku makin terbelalak tak percaya:
“Ratusan TKI berbulan-bulan terlunta
Di kolong jembatan di kota sebuah negara kaya”
Sungguh ironi…
Tak habis kumengerti
Mengapa terulang peristiwa yang sama
Berbulan-bulan dengan kisah yang sama
Saling lempar tanggung jawab menanganinya
Lalu…
Saat beritanya menghebohkan dunia
Saat hujatan dunia menggaung menggema
Mengapa baru tanggap grasa-grusu
Baru bergerak dan pura-pura baru tahu?
Duhai…
Bukankah setiap jiwalayak dilayani
Dan berhak dilindungi
Apalagi telah berjasa…
Mengalirkan dana buat bangsa
Bahkan buat para elitnya?
Lalu mengapa saat mereka terhina… terluka
Terdampar…terkapar
Jatuh…terbunuh…
Dianiaya…tak berdaya…
Tiada segera…tiada sekuat tenaga
Membela hak-hak mereka?
Mereka Pahlawan Devisa!
Berhak untuk mendapatkan penghargaan tinggi
Dan diangkat harkat martabatnya
Berhak dijunjung jasa-jasanya
Dan dibela kemanusiaannya
Tanpa perlu ada permohonan keluarga mereka,
Desakan, permohonan, dan demonstrasi massa
“Tolong bela pahlawan devisa!”
“Mohon lindungi hak mereka!”
“Bebaskan mereka dari siksa!”
“Jangan terlantarkanjasa mereka!”
Sebab kewajiban negara dan bangsa
Menangani dan mengurus mereka
Menghargai jasa-jasa mereka
Dan menghormati hak asasinya
Pun kepedulian seluruh insan nusantara
Aku bernapas lega…
Dan bersyukur pada-Nya
Saat kubaca berita:
“Ratusan TKI pulang ke tanah airnya tanpa biaya
Oleh negara”
Satu langkah nyata dan bijak terlewat sudah
Walau mestinya tak lebih dari dua belas purnama
Untuk segera menangani nestapa mereka
Terlunta-lunta dalam ketidakpastian
Dalam buram-kelamnya harapan
Namun…
Beribu kaki TKI tapaknya masih di negara orang
Melepaskan kemelaratan di negeri sendiri
Mencari keberuntungan di negeri seberang
Meraih materi wujudkan harapan dan mimpi
Membahagiakan keluarga terpenuhi kebutuhannya
Entah berujung untung atau buntung
Entah bertepi bahagia atau derita
Entah berakhir indah atau terpasung
Entah bersuasenang atau tersiksa
Apapun yang terjadi…
Negara wajib melindungi hak-hak mereka!
Menangani dengan segera!
Ridha, Tangsel,2011
(Selamat Hari Buruh Se-dunia, 1 Mei)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H