Bicara jujur, walaupun menyakitkan, akan lebih indah daripada menipu. Tapi jika ngomongnya setelah jauh melangkah, tetap saja sama. Sama-sama dengan penipu. Kalau diperhatikan, setiap keluarga ingin anaknya mendapatkan apapun yang terbaik. Pendidikan, pergaulan, pekerjaan, bahkan kalo perlu dan ada duitnya, dicarikan yang termahal. Ada keluarga yang super sibuk dan berkecukupan, dari kecil, anak-anaknya pasti disekolahkan pada institusi terbaik. Kalau perlu, guru privat pun dipanggil ke rumahnya untuk memberikan pelajaran tambahan. Namun, dibalik itu sering terlihat secara gamblang bahwa 1x1 pun bisa menghasilkan. Entah itu dari keringat cuap-cuap atau sekadar jaga anak orang kaya. Tak jarang, anak dijejali pernyataan yang kurang atau bahkan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, untuk menakuti anak sering dikaitkan dengan sosok hantu. Padahal, guru, orangtua, pengasuhnya pun belum pernah tau sosok yang sering ditakuti anak itu. Lho, koq malah ngelantur gini. Intinya, usahakan jangan menipu sekalipun itu menyakitkan, penanaman kebiasaan jujur di usia dini akan lebih bagus. See you
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H