Mohon tunggu...
Hj. Ratu Atut Chosiyah
Hj. Ratu Atut Chosiyah Mohon Tunggu... -

Hj.Ratu Atut Chosiyah, SE. Lahir\r\ndi Ciomas, Serang, Banten, 16 Mei 1962 (49 tahun). Menjabat sebagai Gubernur Banten saat ini, dan merupakan Gubernur Wanita Indonesia pertama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengisi Kemerdekaan dengan Karya Nyata

18 Agustus 2011   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun ini memiliki arti yang sangat penting bagi masyarakat Banten. Tidak hanya sebagai momentum untuk mengenang jasa para pejuang Indonesia dan para pendiri Provinsi Banten, melainkan juga merupakan kesempatan terbaik untuk meninjau kembali hal-hal yang telah kita lakukan dalam mengisi kemerdekaan.

Pada era terkini, dalam mengisi kemerdekaan yang telah dipersembahkan dengan darah dan air mata bahkan nyawa, maka perjuangan harus ditampilkan dalam bentuk pengabdian dan karya nyata. Tujuannya adalah dalam rangka menciptakan tatanan kehidupan yang lebih adil, aman, makmur, dan sejahtera baik secara material maupun spiritual. Dan, sampai sejauh ini, patut disyukuri karena perjuangan dalam mengisi kemerdekaan itu telah mencapai berbagai hasil yang bisa dirasakan masyarakat Banten.

Itulah salah satu poin yang saya sampaikan selaku Kepada Daerah sekaligus Inspektur Upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-66 yang diselenggarakan di Kawasan Pemerintahan Provinsi Banten, Serang, Rabu (17/8). Pertama dan terutama, saya menyampaikan terima kasih kepada para pejuang bangsa, baik yang sudah wafat maupun masih hidup, yang telah mempersembahkan kemerdekaan. Terima kasih pula kepada para pejuang dan tokoh masyarakat yang telah memperjuangkan dan berhasil mendirikan Provinsi Banten.

Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pelaku pembangunan serta segenap masyarakat yang telah memberikan kontribusinya, sehingga Banten mencapai kemajuan sangat pesat sejak berdiri pada tahun 2000 lalu.

Pada kesempatan tersebut, saya mengajak seluruh masyarakat Banten untuk menjiwai nilai-nilai Pancasila serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkenaan dengan tema kemerdekaan, saya juga mengajak masyarakat untuk menghayati secara sungguh-sungguh tema peringatan Hari Kemerdekaan RI 2011 yaitu “Kesadaran Hidup dalam Kebhinekaan untuk Menjaga Persatuan dan Kesatuan NKRI”. Saya mengharapkan, segenap lapisan masyarakat meningkatkan partisipasinya dalam mendorong Indonesia sebagai negara pemimpin di kawasan ASEAN.

Indonesia memiliki peran sangat penting dan besar dalam menciptakan perdamain dunia khsusnya di antara negara-negara Asia Tenggara. Kita harus menjadi lokomotif di kawasan ini dalam menata kehidupan yang saling menghormati dan menghargai. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Hal ini penting untuk meminimalisir perselisihan di antara negara-negara ASEAN.

Kemajuan Banten

Pada kesemapatan itu, saya mengurai secara singkat sejumlah hal yang telah dicapai selama hampir 11 tahun berdirinya Banten dan selama lima tahun terakhir masa kepemimpinan. Saya sebutkan Indeks Pembangunan Manusia yang mengalami peningkatan dari 70,06% pada tahun 2009 menjadi 70,48% pada 2010, dan ditargetkan kembali mengalami kenaikan pada tahun 2011 ini.

Dalam hal Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga terjadi peningkatan. Jika pada awal beridirinya Banten, PAD baru mencapai Rp 212,39 miliar, pada tahun 2011 ini telah meningkat secara signifikan hingga Rp 2,79 triliun dengan Anggarn Pendapatan Belanja Daerah sebesar Rp 3,485 triliun. Hal ini menunjukkan naiknya tingkat kemandirian Banten sebagai provinsi Muda.

Saya juga menyebutkan tentang kenaikan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang cukup membanggakan di mana pada triwulan I 2011 lalu mencapai 6,52%. Angka tersebut di atas LPE nasional yaitu sebesar 6,50%. Sedangkan Indeks Pembangunan Daerah mengalami peningkatran dari 81,61% pada tahun 2009 menjadi 85,16% pada 2010.

Demikian juga dengan jumlah penduduk miskin telah berhasil dikurangi dan akan terus diminimalisir lewat berbagai program pengentasan kemiskinan. Jika pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Banten mencapai 788.000 jiwa kemudian mengalami penurunan menjadi 758.200 jiwa pada 2010, saat ini data BPS menunjukkan penurunan hingga 690.500 jiwa.

Semua keberhasilan tersebut membuktikan bahwa sinergi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota dan seluruh stakeholder di wlayah Banten telah berjalan dengan baik dan benar. Saya mengharapkan tahun depan, sinergi itu lebih diperkuat untuk melakukan percepatan dan perluasan pembanguan di Banten.

Saya optimis jika kebersamaan dan keharmonisan kerja sama yang telah tercipta dengan baik dapat dipelihara, maka cita-cita bersama ‘Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa’ akan dapat terwujud tahap demi tahap. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun