Mohon tunggu...
Putri Ariska
Putri Ariska Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Allah-Muhammad ~ Sukadi-Asrika - Volunteer for LPAN Griya Baca - International Class Program of TEES - UIN - Children World - Meaningful Life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Stratifikasi Sosial

20 Juni 2014   14:09 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:01 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat untuk berpindah status dari status yang satu ke status yang lainnya berdasasarkan usaha-usaha tertentu. Misalnya seorang yang bekerja sebagai petani mempunayi kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika mampu meninggalkan kesalahannya dalam menjalankan agama. Seorang anak buruh  tani dapat mengubah statusnya sebagai seorang dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk maju. Sebaliknya, seorang anak presiden belum tentu akan menjadi presiden.

Dengan demikian berarti dalam sistem stratifikasi terbuka, setiap anggota masyarakat berhak dan mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuan sendiri untuk naik status, atau mungkin juga stabil atau juga turun status sesuai dengan kualitas dan kuantitas usahanya sendiri. Dalam sistem stratifikasi ini biasanya terdapat motivasi yang kuat pada setiap anggota masyarakat untuk memperbaiki status dan kesejahteraaan hidupnya. Sistem stratifikasi terbuka lebih dinamis dan anggota-anggotanya cenderung memiliki cita-cita yang tinggi. Kekurangan dari sistem stratifikasi ini biasanya para anggotanya selalu mengalami kehidupan yang tegang dan was-was, lantaran dalam memperjuangkan cita-cita itu selalu bersaing dan berebut kesempatan untuk naik status yang jumlahnya relatif terbatas sebagai akibatnya banyak anggota masyarakat yang mengalami guncangan dan konflik dengan sesamanya.

Pada sistem stratifikasi sosial yang tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah dari status yang satu ke status yang lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satu-satunya kemungkinan untuk dapat masuk ke dalam status yang tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran dan keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengagungkan kasta seperti di india misalnya atau dalam kehidupan masyarakat yang masih menganut faham feodalisme, atau dapat pula terjadi masyarakat yang statusnya ditentukan atas dasar ukuran perbedaan ras dan suku bangsa. Di Amerika Serikat juga terdapat pembedaan antara golongan kulit putih dengan golongan kulit hitam yang sebenarnya tidak berbeda dengan sistem apartheid di afrika selatan. Stratifikasi tertutup lebih bersifat statis, lebih-lebih bagi mereka yang termasuk golongan bawah, jarang yang ada memiliki cita-cita yang tinggi. Dalam sistem ini status para anggota masyarakat sudah bersifat permanen dalam tingkatan sosial, disamping hubungannnya dengan anggota masyarakat yang lain dibatasi oleh status yang dimilikinya. Sistem stratifikasi ini sering disebut sistem yang kaku dan ekstrim, oleh karena orang yang dilahirkan sebagai penyimpang adat, ia tidak dapat ingkar dan meninggalkannya, kemampuan pribadi tidak diperhitungkan dalam menentukan tinggi rendahnya status.

Dengan demikian dapat diketahui beberapa ciri-ciri dari sistem stratifikasi tertutup, yaitu sebagai berikut ;

·Status ditentukan atas dasar keturunan

·Status yang diperoleh atas keturunan itu tidak dapat berubah dan berlaku seumur hidup, kecuali karena pelanggaran adat tertentu sehingga seorang pewaris status tadi dikeluarkan dari golongan adatnya

·Hubungan antar sesamanya ditentukan atas dasar kesamaan status dengan mengikuti pola perilaku dan tata krama adat yang berlaku

·Harga diri merupakan pandangan hidup

Kelas sosial

Kelas sosial menurut pandangan Karl Max adalah suatu lapisan masyarakat, dimana orang mempunyai kedudukan dan peranan yang sama. Diantara status-status dalam lapisan masyarakat tersebut ada yang dapat digolongkan sederajat, sihingga orang-orang yang berstatus demikian itu merupakan lapisan masyarakat. Pandangan mereka kemudian mendapatkan dukungan dari Max Weber yang mengatakan bahwa sebuah kelas terdiri atas orang-orang yang life chances yang sama ilah kepentingan ekonomis dalam milik barang-barang dan kesempatan dalam mendapatkan penghasilan, menurut syarat-syarat pasaran barang dan tenaga buruh. Dasar terbentuknya kelas itu sendiri menurut Joseph Schumpeter adalah karena kelas diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan yang nyata. Ia mengatakan bahwa makna kelas dan gejala masyarakat lainnya hanya dapat dimengerti dengan benar apabila dimengerti riwayat kejadiannya.

Berdasarkan beberapa pandangan diatas, maka kelas sosial dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang di dalamnya terdapat pembedaan atas sub kelompok yang didasarkan pada persamaan derajat. Anggota sub kelompok ini relatif mempunyai hubungan yang lebih erat daripada golongan yang ada pada sub kelompok yang lain. Faktor yang utama dalam penentuan kelas sebagaimana dimaksud di atas adalah jenis aktifitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, tipe tempat tinggal, jenis rekreasi, jabatan dalam berbagai organisasi dan sebagainya. Masing – masing kelas tersebut mempunyai nilai dan pengakuan berbeda menurut pandangan masyarakat, tergantung pada kepentingan saat tertentu. Dalam kelompok kelas itupun, terdapat perbedaan yang sekaligus menunjukkan tinggi rendahnya status seseorang, misalnya jumlah pendapatan anggota masyarakat berbeda-beda menurut kemampuan masing-masing, bagi mereka yang mempunyai pendapatan yang lenih tinggi berarti masuk dalam kelas atas dan bagi mereka yang berpendapatan rendah berarti masuk dalam kelas bawah.

Dalam istilah sosiologi kelas tidak selalu mempunyai pengertian dan dasar yang sama, ada yang didasarkan pada faktor perbedaan ekonomi, adapula yang didasarkan pada nilai kehormatan kemasyarakatan. Namun secara umum dan apapun dasarnya, istilah kelas dapat digunakan untuk menjelaskan suatu strata dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian maka istilah kelas merupakan pengertian paralel dengan lapisan, tanpa harus terikat dengan pembedaan faktor dasar lapisan, apakah dilihat dari faktor ekonomi, kekuasaan, dll.

Kelas sosial sebagaimana dinyatakan oleh Hasan Shadly adalah sebagai golongan yang terbentuk karena adanya pembedaan kedudukan yang tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas itu masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dengan kelas yang lain. Di dalam masyarakat terdapat kelas terbuka dan tertutup, kelas terbuka berarti seorang dapat naik dan turun status sesuai kemampuan dan minatnya. Seorang dosen bisa saja menjadi guru besar kalau ia mampu berprestasi. Sedangkan kelas yang tertutup dimaksudkan karena seseorang tidak memungkunkan untuk berpundah-pindah kelas ataupun naik turun status sebagaimana kelas terbuka. Biasanya kelas tertutup didasarkan atas kelahiran, kasta, adat istiadat, dan agama. Ukuran pemilikan harta benda tidak berlaku untuk upaya naik status dari kelas yang rendah ke kelas yang lebih tinggi. Pada masyarakat yang menganut faham feodal, seorang pembantu rumah tangga tidak diperbolehkan untuk duduk di atas kursi, tidak boleh memakai sepatu, jalan harus membungkuk dan berbicara harus menggunakan bahasa yang sopan kepada majikannya.

Seorang dari golongan pekerja kasar yang oleh karena kesabarannya telah mampu mengumpulkan harta kekayaan, secara ekonomis ia telah berubah status menjadi golongan kelas atas. Akan tetapi dari sudut perilaku ia tidak dianggap golongan kelas atas. Itulah sebabnya maka banyak kalangan bangsawan sukar untuk menerima perubahan status yang dianggap tidak sempurna. Seorang yang kaya belum tentu dapat diakui masyarakat sebagai seorang yang tergolong berkelas sosial tinggi oleh karena ukuran kelas tinggi juga ditentukan oleh gaya hidup dan perilaku sosialnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun