Seorang Ibu rumah tangga rela menggadaikan perhiasan milik anak-nya saat kecil guna mendirikan PAUD. PAUD yang dibangun karena melihat banyaknya anak kecil yang beraktivitas tidak menentu setiap harinya. Sedang para ibu asik memasak dan bebenah di rumah atau bekerja di pabrik dekat rumah. Ibu ini melakukan semuanya dengan suka dan rela. Saat ini berdirilah PAUD dengan 45 anak yang ceria dan cerdas.
Lalu,ada lagi seorang ibu dengan empat anak dan delapan cucu, setiap minggunya membantu para pasien yang tidak mampu untuk mendapatkan keringanan atau pembebasan biaya di sebuah rumah sakit di Jakarta. Selama 25 tahun ibu ini sudah melakukan hal tersebut. Tidak dibayar dan melakukannya dengan suka dan rela.
Semua cerita di atas saya dapatkan saat saya mengikuti sharing bersama 50 orang hebat dari berbagai profesi mulai dari pelajar,mahasiswa,guru,dosen, pengusaha hingga ibu rumah tangga pada Minggu (12/2) bertempat di Institut Pendidikan Dalam Negeri (IPDN),Cilandak,dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIB.
Di sebuah ruangan kelas yang cukup besar dan dingin karena ruangan yang ber AC plus hujan sedari pagi yang tak berhenti terasa hangat dengan saling berbagi cerita dan inspirasi terkait dunia kerelawanan. Saya terpukau sekaligus terus bertanya di dalam hati,”Mampukah saya melakukan hal demikian? Melakukan untuk orang lain dengan ketulusan dan tanpa pamrih apapun?” Semoga Allah mampukan saya melakukan hal-hal yang baik. Doa
saya seketika.
Sharing yang luar biasa ini diinisiasi oleh Titian Insan Cemerlang di bawah asuhan seorang doktor penuh semangat Pak Tjahjo yang benar-benar mampu menjadikan kami yang hadir sadar akan peran dan tanggung jawab kita sebagai manusia yang menumpang hidup di bumi.
Ya, peran dan tanggung jawab untuk sama-sama melakukan hal-hal sesuai kemampuan kita untuk tempat tinggal dan lingkungan kita.
Sebab kita yang Allah amanahkan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi ini tentunya harus bertanggung jawab dengan cara aktif dan ikut serta dalam membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Walaupun kecil.
Namun, yang menarik dari diskusi kemarin adalah pertemuan saya dengan seorang anak muda yang luar biasa,Rina Noviyanti yang belakangan diketahui kami berasal dari kampus yang sama. Rina yang merupakan co-founder dari Masoek Kampoeng dan anggota dari sebuah organisasi internasional yang fokus dalam mencetak pemimpin (saya lupa nama organisasinya, hehe) benar-benar sangat inspiratif.
Berasal dari keluarga yang sangat sederhana tidak menghentikan langkahnya untuk berprestasi dan berkontribusi. Mulai dari mengikuti perlombangan kelas internasional sampai pertukaran pelajar ke Amerika. Dengan gaya yang penuh semangat dan berapi-api, Rina mengingatkan kami tentang pentingnya menjadi seorang relawan yang penuh komitmen dan terus mau ke depan demi mencapai gol dari komunitas tempat
kita menjadi relawan.
Rina,saya dan teman-teman yang hadir saat itu menyepakati satu hal dan menjadikan itu sebagai pegangan hidup kita ke depan bahwa hidup hanya sekali mari kita terus tebarkan cinta dan menjadi manusia yang paling banyak manfaatnya. Semoga!aamiin.
Much Love,
DW
Tulisan ini juga hadir di akun facebook saya,
https://www.facebook.com/dwikartaatmadja/posts/10154564968518621
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H