Menikahimu karena cinta, itu biasa, tetapi menikahimu karena cinta kepada Sang Pencipta, siapakah yang bisa?
Pernikahan pada dasarnya diawali dengan adanya rasa cinta antara pria dan wanita. Namun, mengharapkan pernikahan bahagia yang hanya didasari oleh rasa cinta ternyata tidak cukup, karena selain cinta, tentu harus diiringi juga dengan pengorbanan. Jika pernikahan dengan cinta saja banyak yang kandas di tengah jalan, lalu bagaimana dengan pernikahan yang tanpa cinta? Mungkinkah bertahan?
Seperti beberapa cerita di bawah ini yang penulis simpulkan dari laman facebook muslimah.or.id (18/12/2017)
Ketahuilah bahwa dahulu Ibnul Qoyyim Rahimahullah menceritakan ada sepasang suami istri. Di hari pernikahannya telah diketahui jika sang istri memiliki penyakit cacar dan dia telah mengatakannya pada sang suami. Sang suami kemudian berkata bahwa matanya terasa sangat sakit sekali lalu berkata lagi bahwa dirinya sudah tak bisa lagi melihat.
Waktu demi waktu pun berlalu, tanpa disadari dua puluh tahun telah berlalu. Hingga akhirnya sang istri pergi meninggalkan dirinya lebih dahulu untuk menghadap Sang Illahi. Sang istri meninggalkan suaminya tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya, bahwa sang suami ternyata tidak buta. Seseorang yang mengetahui hal tersebut bertanya pada sang pria mengapa dia mau berpura-pura buta. Sungguh tak disangka jawaban sang pria.
"Aku tidak suka kalau sampai dia menjadi sedih karena aku melihat penyakitnya."
Kemudian dikatakan kepadanya,"Masa-masa itu telah berlalu."
Sungguh mulia akhlaknya karena mengharap ridha-Nya maka tak sedikitpun dia menyakiti perasaan sang istri supaya dia tetap merasa bahagia. Jika saja hal seperti ini terjadi pada dirimu, mungkinkah dirimu bisa untuk tidak menyakiti perasaan istri atau suamimu?
Berikut cerita yang kedua,Â
Kali ini kisah yang tak kalah menariknya seperti yang disimpulkan dari laman facebook muslimah.or.id (18/12/2017)