Mohon tunggu...
Abu Hisyam
Abu Hisyam Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Liverpool FC dan Dewa19

BALADEWA, LIVERPUDLIAN, GUSDURIAN,

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Lazar "Markonah" Markovic, Fabio "Boring" Borini, dan Mario "Nggatheli" Balotelli

6 Oktober 2014   18:58 Diperbarui: 16 Oktober 2019   15:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesalahan transfer sering dialami beberapa klub sepakbola dan itu dapat dianggap wajar bagi mereka. Ada transfer yang memang sudah sesuai dengan keinginan manajer klub, ada pula sebuah transfer yang "dipaksakan" oleh presiden klub atau pengelolanya. 

Bagi Liverpool sebenarnya tidak ada yang aneh dalam bursa transfer awal musim ini kecuali keterpaksaan menjual Luis Suarez ke Barcelona. Namun harus diakui bahwa kehilangan sosok sentral Suarez di lini depan The Reds menjadi masalah besar yang hingga memasuki pekan ke-7  tidak kunjung ada solusi. 

Tumpulnya lini depan The Kop menyebabkan skuad Liverpool tertatih-tatih dan kini menempati peringkat 9 Premier League dengan 10 poin, terpaut 9 poin dari pemuncak klasemen Chelsea. 

Beberapa penyerang depan sudah didatangkan ke Anfield untuk menggantikan peran Suarez, ada Adam Lallana, Markovic, Mario Ballotelli dan Rickie Lambert. Nama terakhir sepertinya memang sudah tidak bisa diharapkan lagi karena faktor usia menyebabkan pemain ini sesuai namanya yaitu Rickie lambat, permainannya sangat lambat.

Ada juga nama Fabio Borini, sayangnya dia belum menemukan pola bermain yang sesuai harapan sehingga muncul istilah Fabio "BORING" Borini, permainannya sungguh membosankan. 

Markovic permainannya juga kurang mengesankan, pantas jika dia bergelar Markovic " Super Markonah". 

Mario Balotelli, pemain penuh talenta dan penuh kontoversi yang diharapkan menjadi lebih baik ditangan  Brendan Rodgers tak kunjung memperlihatkan performa impresifnya. Pemain ini sepertinya membutuhkan adaptasi lebih lama dengan rekan-rekannya. Padahal jika kita membandingkan dengan striker debutan anyar Chelsea yaitu Diego Costa sangat jauh. Costa sudah membukukan 9 biji gol, sedangkan Super Mario sama sekali belum mencetak gol di Premier Legue. 

Harga murah yang dibayar Liverpool kepada Milan harus dibayar lebih mahal, pasalnya bukan kepada nilai uang akan tetapi lebih kepada mental dan moral seluruh skuat Liverpool. 

Balotelli adalah mistis. Balotelli dapat dianggap benalu di tim Liverpool jika saja Rodgers tidak sanggup lagi "menjinakkan" Sang Super Mario. Wajar saja saya memberi julukan kepada Balotelli dengan julukan Si "NGGATHELLI" alias Yang Menyebalkan hehe. 

Keroposnya lini belakang The Kop juga tidak kunjung membaik meski beberapa nama seperti Dejan Lovren, Alberto Moreno dan Javi Manquillo sudah dilabuhkan ke Anfield. Seakan melengkapi penderitaan Liverpool bahwa selama awal musim selalu kebobolan alias tidak pernah clean sheet kecuali saat berhadapan dengan Tottenham Hotspur. 

Sebuah capaian yang sangat buruk, tetapi apakah benar lini belakang mereka seburuk itu. Kita harus coba mengkaji dimana sumber kelemahan itu. Ternyata Gelandang bertahan Liverpool adalah kuncinya, disana ada Steven Gerrard, Lucas Leiva, dan Emre Can. Peran Stevie G yang bisa dikatakan sudah udzur menjadi alasan betapa lemahnya pertahanan Liverpool. Harusnya Stevie di tempatkan sebagai gelandang serang sebagaimana perannya dahulu. The Kop harus mencari sosok baru yang harus diplot  sebagai Gelandang Bertahan untuk menggantikan peran Stevie dan Lucas. 

Emre Can sebenarnya mampu menjadi Defender Mieldfielder ini namun karena seringnya ia mendapatkan cedera maka Liverpool harus mencari lagi sosok sentral seperti ini. 

Javier Mascherano dan Xabi Alonso masih layak jika diberi kesempatan oleh Rodgers mengisi posisi DMF. Kunci kejayaan Liverpool di rezim Rael Benitez adalah Mascherano dan Xabi Alonso. Rodgers pun harus mampu meminggirkan peran Stevie G meski pemain ini merupakan panutan bagi rekan-rekannya. 

Bolehlah Stevie G bermain namun jangan ambil resiko dengan memainkannya 90 menit. Cukup paruh waktu atau diplot menjadi super sub saja. Tinggal seberapa beranikah Brendan Rogders mengambil keputusan itu, sebagaimana keberanian Jose Mourinho meminggirkan peran Frank Lampard dan menggantikannya dengan Nemanja Matic di Chelsea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun