Mohon tunggu...
Syarifudin Cakhyono
Syarifudin Cakhyono Mohon Tunggu... -

Wakil Ketua Tanfidz Majelis Wakil Cabang Nahdlotul Ulama (MWC NU) Pasar Rebo Jakarta Timur, Masa Khidmat 2010 – 2015.\r\nSekjen Forum Silaturrahim Assatidz Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Periode 2012 - 2017. \r\nWakil Ketua Tanfidz PCNU Kota Administrasi Jakarta Timur, Masa Khidmat 2013 - 2018.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MWCNU Pasar Rebo, Berbagi Daging Kurban

16 Oktober 2013   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:29 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlotul Ulama kecamatan Pasar Rebo Kota Adiministrasi Jakarta Timur menggelar kegiatan pemotongan hewan korban, siang (15/10/2013).

Kegiatan yang diharapkan ketua PWNU DKI Jakarta, H. Tugabus Robby Budiansyah sebagai wujud membangun ukhuwah dengan berbagi bersama seluruh pengurus NU DKI Jakarta dan masyarakat.

Menurut Ahmad Zahari, ketua MWCNU Kecamatan Pasar Rebo kegiatan itu diselenggarakan untuk mendukung kegiatan tahunan PWNU DKI Jakarta sebagai syiar Islam dan NU, serta rasa kebersamaan bersama masyarakat.

“Pemotongan hewan korban juga dihadiri semua pengurus MWC, Ranting dan Anak Ranting,” terang Ahmad Zahari.

Pemotongan hewan korban juga ramai warga setempat yang siap menerima pembagian daging korban dimulai pukul 14:00 wib. “Alhamdulillah dengan kegiatan sosial, NU di kecamatan Pasar Rebo semakin dikenal masyarakat” imbuh Zahari.

138188499393833528
138188499393833528

Komentar penulis, apa yang dilakukan NU menyembelih hewan kambing, sapi dsbnya, untuk korban merupakan napak tilas Nabi Ibrahim dan Putranya Ismail As, sekaligus meneladani Nabi Ibrahim membangun dan menanamkan cinta berkorban bukan mengorbankan.

Jika diamati fenomena yang terjadi belakangan ini di negeri ini ada istilah "kambing hitam" itu korbannya manusia, untuk mengalihkan perhatian masyarakat sebagai penyelamatan diri, kelompok dsbnya. Para pemimpin negeri dan pemimpin partai memakai manusia sebagai "kambing hitam" dalam istilah populer, untuk menutupi keborokannya dan kebohongannya.

Saya kira inilah ujian manusia melepas sifat hayawaniyah manusia dengan simbol mengorbankan kambing, sapi, unta dsbgnya, bukan "kambing hitam". Maka korbankan hewan ternakmu dan biarkan manusia hidup...!!

Ikuti Saya https://twitter.com/Cakhyono2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun