Mohon tunggu...
Adhimas Putro Prasetyo
Adhimas Putro Prasetyo Mohon Tunggu... -

Nothing special about me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramalan Jayabaya Tentang Indonesia

10 November 2014   18:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:10 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Prabu Jayabaya adalah seorang raja dari Kediri sekitar tahun 1135 sampai 1159. Prabu Jayabaya sendiri dianggap sebagai titisan batara wisnu sang dewa pencipta dalam kepercayaan agama hindu. Beliau mampu meramalkan berbagai kejadian yang akan datang yang ditulis oleh beliau dalam bentuk tembang-tembang Jawa yang terdiri atas 21 pupuh berirama Asmaradana, 29 pupuh berirama Sinom, dan 8 pupuh berirama Dhandanggulo. Kitab ini dikenal dengan nama Kitab Musarar.
Ramalan Jayabaya dibagi dalam 3 zaman yang masing-masing berlangsung selama 700 tahun, yaitu :
1. Zaman Permulaan (Kali-Swara) 1 - 700 M
2. Zaman Pertengahan (Kali-Yoga) 701 - 1400 M
3. Zaman Akhir (Kali-Sangara). 1401 - 2100 M

Yang menarik dari ramalan Jayabaya adalah ramalan Zaman Akhir (Kali-sangara) dari tahun Masehi 1401 sampai dengan tahun 2100, karena kita dapat membuktikannya dengan catatan sejarah Indonesia /Jawa dalam periode tersebut.
Ramalan Jayabaya dalam periode Akhir tersebut cukup akurat dalam meramalkan bangkit dan runtuhnya kerajaan-kerajaan Jawa (Indonesia), naik-turunnya para Raja-raja dan Ratu-ratunya atau Pemimpinnya, yang terbagi dalam tiap seratus tahun sejarah, yaitu :
1
1. Kala-Jangga (1401-1500 M)
2. Kala-Sakti (1501-1600 M)
3. Kala-Jaya (1601-1700 M)
4. Kala-Bendu (1701-1800 M)
5. Kala-Suba (1801-1900 M)
6. Kala-Sumbaga (1901-2000 M)
7. Kala-Surasa (2001-2100 M).

Di zaman modern abad ke-21 saat ini dengan berbagai persenjataan modern dan alat tempur yang canggih, mulai dari senjata nuklir, roket, peluru kendali, dan lain-lainnya, maka senjata Trisula Weda mungkin bukanlah senjata dalam arti harafiah, tetapi adalah senjata dalam arti kiasan, tiga kekuatan yang mebuat seorang Pemimpin disegani segenap Rakyatnya. Bisa saja itu adalah tiga sifat-sifat sang Pemimpin, seperti: Benar, Lurus, Jujur (bener, jejeg, jujur) seperti yang diungkapkan dalam tembang-tembang Ramalan Jayabaya.


Demikian pula tentang sosok sang Pemimpin yang digambarkan sebagai Satriya Piningit, bukanlah seseorang yang tiba-tiba muncul, tetapi Ia adalah seorang Pemimpin Indonesia yang sifatnya tidak mau menonjolkan diri, tetapi Ia bekerja tanpa pamrih, menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi kemajuan bangsa dan negara. Sudah ada langkah-langkahnya yang nyata yang dapat ditelusuri dalam kehidupannya sehari-hari.

Dalam ramalan Jayabaya ini menceritakan bahwa pada abad 21 ini akan lahirlah seseorang yang disebut senagai satria piningit yang dulu pernah di sematkan kepada presiden pertama kita Ir. Soekarno. Seseorang yang disebut sebagai satria piningit itu kelak akan memimpin Indonesia menuju Negara yang lebih baik, mengatasi segala permasalahan yang ada di dalam maupun luar negri,menegakkan keadilan dan membawa perdamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun