Mohon tunggu...
Erwin Siregar
Erwin Siregar Mohon Tunggu... -

Seorang pemulung di Batam yang hoby menulis dari pengalaman hidup menjadi pemulung di perkotaan Batam

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menulis dan Memulung...

28 Oktober 2010   14:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Menulis dan memulung...

Apa beda memulung dan menulis?
Pertanyaan itu berulang-ulang muncul dipikiran saya Minggu sore 29 Juni ini...
Hari ini saya nggak banyak memulung, tapi waktu lebih banyak saya pakai untuk
menulis.

Seharusnya saya memakai banyak waktu hari ini untuk bergereja dan merenung
tentang kebaikan Tuhan.Tapi entah kenapa saya justru memakai banyak waktu untuk
merenungkan perbedaan dan persamaan antara kegiatan menulis dan memulung,
antara profesi penulis dan pemulung.Mungkin minggu depan saya akan renungkan
juga apa perbedaan antara pendeta, penulis dan pemulung -3 sekaligus?:-)

Singkatnya saja memulung dan menulis adalah 2 hal yang berbeda.
Yang satu dilakukan dengan tangan sebagai alat utamanya dan yang satu lagi
dengan kaki.

Menulis lebih mengandalkan jari yang menekan tuts keyboard komputer untuk
memindahkan ide/pemikiran di kepala ke dalam suatu bentuk tulisan.

Sedang memulung itu lebih banyak mengandalkan kaki.Ya kaki...karena memulung
itu kan harus berjalan keluar masuk komplek perumahan menyusuri tong sampah
yang satu ke tomng sampah lainnya untuk memindahkan isi tong sampah itu-yang
laku- ke karung goni yang dibawa pemulung.

Memang kedua pekerjaan itu sama-sama menggunakan otak dalam melakukan
aktifitasnya.Kalao penulis lebih memakai "otak yang dikepala" yaitu bagaimana
supaya ide2 itu bisa tercurah menjadi suatu tulisan sementara pemulung lebih
memakai "otak yang didengkul" dalam kegiatannya.Maksudnya dibutuhkan "stamina
dengkul" yang prima untuk bisa menjadi pemulung yang tangguh-supaya dia kuat
berjalan jauh.:-)

Bulan-bulan terakhir ini entah kenapa saya mulai serius untuk memilih salah
satu dari bidang itu untuk saya tekuni.Gara2 terprovokasi buku "The Purpose
Driven Life" yang ditulis oleh Rick Warren-saya mulai tergoda memikirkan untuk
memilih salah satu dari bidang itu:menjadi penulis or pemulung?

Beberapa tahun yl saya sering memikirkan untuk memilih 2 hal yg dekat di hidup
saya:menjadi pendeta or menjadi pemulung?.
Lebih dari sekali saya mengikuti test masuk di beberapa sekolah teologi ternama
di Jawa-dengan menggunakan uang hasil memulung- demi suatu niat luhur untuk
menjadi pendeta...

Syukur alhamdulillah niat jadi pendeta itu sudah tidak ada lagi saat ini, meski
tetap ada saja lembaga yang menawarkan untuk menjadi pendeta perintis di daerah
terpencil :-).Katanya sih saya akan menjadi bagian dari apa yang mereka sebut
sebagai "kawan sekerja Allah"---tapi saya sdh tidak minat lagi tuch...kalau
hanya sekedar menjadi "kawan sekerja Allah" mah sambil tetap jadi pemulung juga
bisa he...he...:-).
Kembali ke Rick Warren...
Ya dibuku yang sdh terbit sekitar 4 tahun yl saya jadi diajak merenung
bagaimana menjalani hidup ini dengan fokus.Katanya sesuatu yg fokus itu akan
menghasilkan suatu power/kekuatan yg besar.Apalagi dia memberi ilustrasi bahwa
sinar yang difokuskan itu bahkan bisa untuk memotong/membelah besi baja...Suatu
ilustrasi yg mudah ditangkap oleh seorang pemulung seperti aku ini:-)

Intinya buku Rick Warren itu memberikan banyak tuntunan bagaimana hidup fengan
fokus yg jelas berdasar apa yg menjadi tujuan Tuhan.

Itu sebab menjadi penuliskah atau terus menjadi pemulung-menjadi tema diskusi
pikiran dan hati saya bulan-bulan terakhir ini.

Terus terang menjadi pemulung lebih menjanjikan dari segi duit/materi...
Asal tidak malu saja mengkorek-korek tong sampah orang China di Batam ini pasti
selalu bisa menghasilkan duit.Sedikit berbauk-bauk tidak apa asal bisa
menghasilkan duit.Harga besi saat ini 4500 rupiah/kilo.Kalau pagi2 bisa dapat 5
kilo saja berarti sdh senilai 22 ribu rupiah.Uang segitu sudah cukup untuk
sarapan dan ngerental di warnet(untuk menulis) selama 3 jam.

Tapi kalau menulis ?.....
Sepertinya sulit -paling tidak untuk sekarang ini-menjadikan menulis sebagai
sumber hidup.Tahun 1993 saya pernah menulis di Majalah Rohani Populer
BAHANA.Butuh minimal 1 bulan menunggu tulisan itu dimuat.Setelah tulisan dimuat
saya dikirimi 1 eks BAHANA edisi bulan itu dan poswesel senilai 16 ribu sebagai
honor menulis:(

Saya pernah beberapa kali mengirim artikel ke KOMPAS mengingat honor mereka
yang tinggi...tapi boro2 dimuat--mungkin tulisan saya hanya menjadi bahan
lucu2an bagi redaksi disana:-)

Menjadi wartawan di suatu media?
Itu pekerjaan yg paling saya hindari di hidup ini...Bukan apa2...kesan yang
saya temui..kerja mereka hanya nakut2i orang saja melalui tulisan:-).

Disamping itu modal menjadi penulis itu besar...untuk labtop seken standard
saja minimal butuh 2 juta menurut harga di Batam.Memang ada beberapa hotspot di
Batam seperti dataran Engku Putri- untuk berinternet gratis.Tapi tetap saja
menjadi penulis itu butuh biaya banyak.

Kalao jadi pemulung kan gampang...
Pake celana pendek, bersendal jepit-bila perlu "nyeker" plus satu goni plastik
yg agak besar sebagai tempat barang2 hasil "pulungan".
Pokoknya simpel...oye

Tapi ya itulah...
Entah kenapa saya tetap ingin jadi penulis...
Bukan apa2...selama jadi pemulung saya blom pernah berhasil melamar anak gadis
orang.Kendalanya ya itu...setiap ditanya tentang profesi/pekerjaan saya.
Walau saya sudah coba gambarakan ke si gadis dan calon mertua bahwa menjadi
pemulung itu berpotensi besar untuk menjadi kaya dan banyak duit...tapi tetap
saja bagi mereka itu adalah profesi yang hina...soalnya kerjanya hanya ngorek2 tong
sampah orang ...begitu katanya:-)
Itu sebabnya lamaran saya selalu ditolak:-)

Kalau kelak nanti sudah jadi penulis kan saya bisa dengan bangga menyebut diri
sebagai "penulis" waktu ditanya profesi oleh mertua dan kerabatnya.Mungkin
menjadi penulis lebih bergengsi walaupun nggak berduit:-).

Saya pribadi sebenarnya sulit untuk secara dikotomis membedakan antara pemulung
dan penulis.Karena terus terang minat saya menulis/menjadi penulis justru
tumbuh ketika saya sudah terjerumus menjadi pemulung di Batam ini:-)

Ada sekitar 4 tahun-1994-1998- saya menjadi Biro Batam majalah "Jejal
Malioboro"-terbitan Jogjakarta.Jejal-Jerit Jalanan-- Malioboro berisi tulisan
karya asli anak jalanan dari berbagai kota di Indonesia.

Tau nggak kenapa saya diangkat jadi biro batam Jejal Malioboro?
Biro yg lain ada di London, Melbourne and Jerman...sementara saya di Batam:)

Itu karena kenekatan saya mengirimi tulisan karya pertama seorang pemulung yang
tercipta di lapak besi tua.Tulisan karya asli yg dibuat tahun 1995 itu seperti
ini:

Total barang regar

besi 24 kilo x 100=2400
plastik 15 kilo x200=3000
tembaga 4 kilox 9000=36000
alumunium kaleng6 kilo x 600=3600
alma biasa 5 kilo x 1200= 6000
botol bir bintang 30 bijix 200= 6000
aki 30 kilox 300=9000
kardus 90 kilox 50 rupiah=4500
jumlah TOTAL=70500
potongan hutang/pinjaman-30.000
penjualan bersih:40.500

Itu adalah tulisan karya pertama saya di jalanan 1995 yang saya kirim ke media
anak jalanan itu.Tulisan yang bodoh tapi lumayan kreatif:-)Tulisan itu langsung
dimuat di edisi berikutnya dan diberi honor 5 ribu.Sejak itu saya diangkat
menjadi biro Jejal di Batam:-).Maklum dewan redaksi Jejal di Jogja semua juga
anak jalanan, jadi mereka mudah saja mengangkat saya yang pemulung tulen:-)

Itu sebabnya bagi saya antara memulung dan menulis itu sulit dipisahkan.Saya
belajar menulis di lapak besitua.Kalau saya butuh buku, majalah, koran untuk
referensi-saya tinggal mencarinya di tumpukan koran/kardus yang akan
dikilokan...

Kalau saya butuh uang untuk berlama2 menulis di warnet...saya tinggal
menyiapkan uang dengan pergi memulung.Kalau saya suntuk memulung dan terlalu
banyak ide yang tertumpuk dikepala -yang minta haknya untuk dituliskan-saya
lantas pergi ke warnet untuk menulis.Beruntung beberapa tahun yl saya mulai
mengerti apa itu milis alias mailing list dan juga blog.

by:siregar, erwin
mitra raya batam centre
Minggu 29 Juni 2008
Pkl 20:27 Wib

original published by:
erwin siregar and associates sindycates

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun