Mohon tunggu...
Tupat Tominatasa
Tupat Tominatasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Administrator

Logika dan Rasa Menjadi Deretan Kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyelesaikan Masalah dengan Memahami Hal yang Paling "Indah, Kuat dan Sulit"

21 Mei 2021   19:46 Diperbarui: 21 Mei 2021   20:04 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kehidupan manusia tidak lepas dari berbagai problematik yang terkadang sangat rumit namun juga sering kali mudah tanpa hambatan.  Problematik kehidupan biasanya sejalan dengan cara pandang individu dalam menghadapi problem itu sendiri. Masalah akan semakin sulit dan pelik bila individu tidak dapat meletakkan masalah tersebut dalam cara pandang yang benar. Biasanya akan menghadirkan rasa putus asa.

Berangkat dari hal tersebut, saya teringat pada sebuah ceramah filsafat yang di bawakan oleh Dr. Fahrudin Faiz tentang pandangan kehidupan dari seorang filsuf yunani bernama Thales.

Pemaparan hasil berfikir dari seorang Thales setidaknya mampu membuat kendor otak saya yang terasa ditarik maksimal dan hampir saja meyakini tidak ada penyelesaian dalam permasalahan yang sangat rumit. Begini kira-kira inspirasi pemecah masalah yang bisa di pertimbangkan :

Pertama kita harus memulai dengan daya nalar tentang keindahan...

Indah barangkali adalah kata yang sudah menyatu dalam diri seseorang. Namun banyak yang belum sadar dan bahkan bingung bila ditanya apa hal yang paling indah di dunia ini?

Thales mengatakan yang paling indah adalah the universe (alam semesta). Alam semesta menjadi pilihan bagi Thales sebagai hal yang paling indah hanya karena dia adalah hasil karya Tuhan.

Menurut Thales setiap hasil karya tuhan adalah suatu keindahan. Tidak mungkin tuhan yang maha indah menciptakan hal yang tak indah. Barangkali hal yang membuat manusia berbeda dalam hal keindahan hanyalah standarisasinya saja yang berbeda.

Berangkat dari setiap karya Tuhan adalah keindahan, maka saya menyimpulkan Permasalahan merupakan hasil karya Tuhan dan itu adalah sebuah keindahan. Kita hanya perlu melebarkan daya nalar dan meningkatkan standarisasi keindahan agar setiap permasalahan terpecahkan dan berakhir dengan keindahan.

Kedua perlunya pemahaman tentang apa yang paling Kuat...

Ketika di tanya apa yang paling kuat?  Thales menjawab "Necessity, Because It Triumphs over All thing"

Takdir menjadi pilihan bagi seorang Thales menjadi hal yang paling Kuat, karena takdir mampu memenangkan segala sesuatunya. Takdir adalah sebuah ketetapan Tuhan yang tidak dapat di ganggu gugat. Ia menjadi bagian Hak prerogatif Tuhan. Ia menjadi "tangan kanan Tuhan" dan akan selalu menang terhadap apapun.

Saya ingin mengatakan bahwa permasalahan merupakan sebuah skenario Tuhan yang sudah diketahui ending nya. Kita tidak perlu khawatir terhadap sesuatu yang akan terjadi, kita hanya perlu memaksimalkan usaha untuk mencapai hasil yang terbaik.

Ketiga tahu tentang hal yang paling Sulit...

Kesulitan yang paling tinggi menurut Thales adalah "To Know One Self" atau Memahami Diri Sendiri. Ini menjadi tantangan terbesar bagi tiap individu, banyak yang terperangkap dalam situasi seolah mereka paham bagaimana dirinya. Biasanya keterperangkapan ini akan menimbulkan 2 hal yang berbahaya :

1.Terlalu tinggi akibat terlalu percaya diri terhadap pengetahuannya tentang dirinya yang biasanya dapat melahirkan sikap tinggi hati/sombong

2.Terlalu rendah akibat merasa kurang terhadap dirinya. Biasanya melahirkan sifat rendah diri/minder. Sikap ini dapat menghambat proses perkembangan individu.

Dua hal diatas harus di antisipasi dengan hati-hati. Sikap moderat diperlukan agar menjadi pribadi yang seimbang. "tidak merendahkan orang lain dan di hormati/diperhitungkan orang lain".

Begitupun dalam menghadapi problematik kehidupan, tidak perlu kita meremehkan atau mempersulit masalah. Hanya perlu dilakukan sikap dan pertimbangan yang moderat, masalah akan menjadi mudah untuk dihadapi.

Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun