Mohon tunggu...
Blossom Blossom
Blossom Blossom Mohon Tunggu... -

Knowing JESUS, there is no greater thing.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gus Dur, Saya Kerepotan….!

29 Januari 2010   22:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:11 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gus Dur satu-satunya address bagi kaum minoritas untuk masalah pluralisme/agama/keyakinan . Sekarang dengan wafatnya Gus Dur, kaum minoritas kebingungan cari alamat baru"

(Franky Sahilatua pada sebuah wawancara di Metro TV, 1/1/2010).

Tidak terasa kepergiannya sudah satu bulan. Akhirnya saya pun menuliskannya hari ini. Setelah selama ini saya hanya membaca saja semua tentang beliau, baik di kompasiana maupun media cetak lainnya. Bahkan karena belum sempat membaca semua tulisan tentang beliau dalam opini kompas, setumpuk koran itu saya simpan sampai waktu senggang menjelang tidur malam membaca semua tentangnya dari para sahabat .

Yah dia adalah Gus Dur. Gus Dur adalah tokoh idola dan kesayangan saya, seluruh keluarga dan segerombolan teman ngupi saya .

Iklan dukacita dan komentar berupa tulisan tentang Gus Dur makin menghilang. Saya membaca iklan ucapan terima kasih dari keluarga Gus Dur kepada masyarakat di harian Kompas 26/1/2010. Sepertinya iklan tersebut seolah mengkonfirmasi saya bahwa beliau memang sudah pergi. Ungkapan duka sudah makin menghilang berganti dengan pemberian penghargaan kepada beliau baik ucapan doa yang diselenggarakan kelompok masyarakat lintas agama dan pemberiaan penghargaan dalam arti sebenarnya. Penghargaan pertama diterima Gus Dur sejak wafat yaitu penghargaan dari Universitas Mahendratta, Denpasar, Bali.

"Almarhum mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dianugerahi Mahendradatta Award 2010. Penghargaan tersebut diberikan Universitas Mahendradatta, Denpasar, Bali.

Anugerah tersebut diterima oleh salah satu putri Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid. Penghargaan diberikan pada acara Dies Natalis ke-47 Universitas Mahendradatta, Denpasar, 17/1/2010, Detik.com (17/01/2010)".

Sepi juga dunia tanpa Gus Dur. Apalagi ditengah ramai dan heboh kasus Bank Century. Ramai karena tidak sedikit yang terpengaruh dengan kasus ini. Heboh karena ragam menanggapinya dan penuh adegan berlebihan kaitannya dengan perilaku anggota pansus. Media TV juga tidak mau ketinggalan menyiarkannya di prime time...menyorot dan mengulitinya dari berbagai angle demi rating atau demi memenuhi rasa ingin tahu/keadilan pemirsa (masyarakat) atau demi lainnya. Hanya pemilik TV dan Tuhan yang tahu.

Saya sempat berfikir, apa yah kira-kira komentar Gus Dur atas semua yang terjadi akhir-akhir ini.

Bukankah Gus Dur pernah berkata bahwa dewan rakyat terhormat itu seperti anak taman kanak-kanak ? Banyak yang kesal dengan komentar Gus Dur waktu itu tetapi berjalannya waktu kita pun mengamini komentarnya.

Ah, ternyata sepinya dunia ini tanpa kehadiranmu, Gus Dur.

Perginya Gus Dur tepat akhir tahun , 30/12/ 2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Waktu itu, saya dan keluarga sedang siap-siap berlibur dan persiapan kebaktian akhir tahun . Doa tutup tahun keluarga dan pergi ke gereja malam tahun baru adalah kegiatan yang masih kami jalani hingga saat ini.

Meninggalnya Gus Dur, tentu saja tidak saja memecah hati kami sekeluarga tetapi juga memecah konsentrasi kegiatan kami. Buru- buru kami memasang bendera setengah tiang tanda hormat dan dukacita. Liburan yang menyedihkan!

Gus Dur jadi topik pembicaraan sepanjang jalan dan mengisi liburan. Liburan justru lebih banyak berada di depan TV karena tidak mau ketinggalan melihat prosesi mendiang Gus Dur. Dalam sedih , kami bisa tertawa lepas mengingat joke-joke yang telah dilontarkan beliau selama ini. Begitu-lah Gus Dur melekat di keluarga saya. Belum lagi, sekitar gereja tempat kami beribadah selain dijaga oleh aparat kepolisian biasanya sering dibantu banser. Ugh lagi-lagi ada Gus Dur...!

Gus Dur-lah satu-satunya orang di republik ini yang membela secara terbuka dan konsisten untuk kaum minoritas, salah satunya masalah agama (keyakinan). Akibat kehendak baiknya, tidak jarang Gus Dur dikecam oleh golongannya sendiri. Tetapi Gus Dur, selalu ikhlas disalahmengerti. Ikhlas menerima respon apa saja akibat tindakannya. Saya yakin sekali, banyak yang mencintai Gus Dur sekaligus ada yang berseberangan dengannya. Saya juga yakin, yang tidak sepaham dengannya, jauh di dalam hatinya tidak mampu menolak beliau habis-habisan. Sebenarnya selalu ada ruang untuk Gus Dur karena sosoknya yang jujur.

Saya adalah minoritas di sini. Sosok dan pemikiran Gus Dur membuat saya nyaman dan terlindungi sebagai warga negara. Jangan heran , saya sangat mengagumi dan menghormati Gus Dur. Tidak percaya ? Lihatlah ke profile saya, ada nama Gus Dur di sana. Namanya tertulis semenjak saya bergabung dengan kompasiana.

Gus Dur, semoga kami tidak berhenti hanya pandai menuturkan tentangmu saja, tetapi kami juga berebut menjadi pelaku buah pikiranmu. Sehingga saya tidak kerepotan mencari penerusmu, Gus!

Semoga saya (kami), tidak terlalu lama kerepotan mencari alamat baru, ya Gus!

Rest In Peace..., Gus Dur!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun