Kemarin Sabtu, 5 April yang merupakan hari terakhir dalam masa kampanye digunakan semaksimal mungkin oleh kader PKS dalam mengadakan Kampanye. Di Manahan ,Solo digelar Kampanye Akbar yang diikuti lebih dari 4000 kader dan simpatisan PKS. Tidak hanya kader dari Soloraya saja. Dari Klaten,Wonogiri,Sragen dan Boyolali serentak untuk mendatangi lokasi kampanye. Berbeda dari kampanye yang lain. Sebelum menuju lokasi di Manahan, Kader di berbagai kabupaten tersebut berkumpul sesuai dengan pos masing-masing. Kemudian sesuai dengan jam yang disepakati massa pun berangkat dengan tenang menuju kota Solo. Iring-iringan kampanye damai tersebut menarik perhatian sejumlah masyarakat. Pasalnya tidak ada yang menggunakan sepeda motor yang memekakkan telinga. Hanya barisan motor, mobil, maupun bus yang beriringan dengan mengibarkan bendera PKS. Dengan diiringi lagu mars PKS ,massa bergerak menuju lokasi. Satu hal yang cukup menambah semangat adalah respon masyarakat yang positif saat kami melalui jalan di daerah Sukoharjo. Masyarakat mengajungkan jempolnya.” Sip, gini kalau kampanye.ga berisik”
Kekompakan pun semakin terlihat ketika tiba di lokasi. Massa yang datang tidak hanya dari kalangan simpatisan ,namun beberapa ormas islam seperti MMI pun terlihat hadir dan mengibarkan bendera mereka dalam Kampanye Akbar PKS tersebut. Ketika Presiden PKS Anis matta sudah tiba di lokasi , gegap gempita semakin terasa. Ruangan yanghanya berkapasitas 2000 orangtidak dapat menampung 4000anlebih kader yang mendatangi Manahan. Anis Matta menuturkan kebanggaannya atas kekompakan kader dalam mensukseskan Kampanye Akbar. “ ruangan ini menjadi bukti bahwa kader PKS adalah kader yang mumpuni, terlihat dari kompaknya kader untuk hadir dalam kampanye ini. Oh,ya dari boyolali katanya serentak melakukan longmach ke Solo ya? Berangkat jam berapa?” “Habis subuh pak” jawaban tersebut langsung disambut tepuk tangan dari ribuan massa. Pasalnya mengerahkan massa dan tidak ada embel-embel imbalan uang dalam kampanye tersebut bukan suatu yang yang mudah bukan? Namun masyarakat yang memang sudah simpatik dengan senang hati ikut hadir di acara tersebut.
Kekompakan sudah terlihat dari rapinya penanganan kampanye. Untuk peserta yang membawa anak, panitia sudah mempersiapkan tempat penitipan anak. Jadi peserta yang ingin mengikuti acara bisa menitipkan anak-anaknya dengan aman.anak-anak pun lebih terhibur, karena mereka terlihat asyik saat diajak menonton film anak oleh panitia.
Sehabis acara selesai dan masing-masing kembali ke daerahnya, jangan dibayangkan kader dan simpatisan tersebut kemudian pulang dan istirahat ke rumah. Seusai jeda istirahat, para kader mengadakan acara sosialisasi dan kampanye damai ke masyarakat. Masing-masing mensosialisasikan caleg yang diusung di masing-masing DP. Ada satu hal yang kemudian membuat saya tersenyum dalam hati.ketika sosialisasi selesai dan terjadi tanya jawab, ada warga yang kemudian nyeletuk”Mbak ada uangnya nggak?” pertanyaan tersebut membuat anak disampingnya menyenggol tangan sang bapak. Ia malu denganpertanyaan spontan tersebut.
“ kalau kami memberikan uang pada panjenengan(Anda), nanti njenengan yang rugi pak. Njenengan sama aja meminta kami jadi korupsi nanti. Bukankah banyak orang yang menjadi koruptor karena awalnya membagikan uang “panas” saat pemilu.Kami tidak pernah menggunakan uang dalam kampanye ini.carilah berapa banyak kasus korupsi di Indonesia dan PKS ada di urutan berapa? Kasus LHI pun itu hanya fitnah, karena beliau sebenarnya tidak melakukannnya.pemberitaan yang sebenarnya bisa bapak cari di media Online. Namun kalau bapak percaya kami, maka pilihlah kami. Lihatlah dari bantuan-bantuan yang diadakan PKS. Akses jalan desa di Klaten dan pelayanan kesehatan yang sering kami adakan jauh sebelum ada pemilu. “
“Kalau kami ditanya apakah ketikadatang ke masyarakat dan mengadakan sosialisasi seperti ini kami dibayar? Jujur, dalam sosialisasi ini kami tidak dibayar. Ini mutlak inisiatif kader dalam mensupport kader lain yang diamanahi menjadi caleg. Kami sama-sama berjuang untuk membantu saudara kami agar bisa membantu masyarakat lebih maksimal. Kalaupun di kas partai kami ada uang, bukankah lebih indah kalau digunakan untuk membuat program kerja pemberantasan kemiskinan daripada menyogok rakyat untuk menang pemilu?’’