Lima bulan lamanya, aku tak bertemu ibu. Dan pada hari ibu ini, aku pun tak dapat pulang kekampung halaman. Hanya lukisan sang ibu yang selalu terpampang jelas didinding kamar itu. Hari ibu tak harus dirayakan pada tanggal ini, setidaknya setiap hari aku selalu meneleponnya. Walau hanya sebuah suara yang aku dengar, setidaknya mampu mengobati rinduku padanya. Sepucuk surat cinta untuk ibu. Seuntai tulisan indah yang tertulis jelas didalam hatiku. Semu tapi nyata.
Bisikan-bisikan itu hilang seketika, nyaris tak terdengar ditelinga. Gemuruh suara ombak dipantai semakin tinggi dan kencang, tapi tak sekencang emosiku saat ini. Ikhlas dan tulus. Dalam sebuah do’a dan sebait puisi untuknya. Semoga ibu dalam keadaan sehat dikampung.