Mohon tunggu...
Novia Rahayu Utami
Novia Rahayu Utami Mohon Tunggu... -

mahasiswa psikologi UIN MALANG angkatan 2012, anak sulung dari 3 bersaudara,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayangan Semu

1 Desember 2014   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:20 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lola adalah gadis remaja yang ceria, periang, cantik, pintar dan di gemari banyak teman-temannya. Kehidupan di keluarganya sangat harmonis, ia mempunyai ayah seorang insinyur yang sangat menyayanginya, ia mempunyai ibu seorang dokter yang juga menyayanginya sepenuh hati. Lola adalah anak yang super di manja keinginannya semua dipenuhi. Begitu juga kehidupan di sekolahnya, ia gemari banyak teman laki-laki maupun perempuan juga para guru-gurunya. Prestasinya di sekolah maupun di luar sekolah sangat mengagumkan di bidang akademik maupun di bidang non akademik. Semua orang bangga kepadanya.

Disamping semua itu, Lola mempunyai keanehan yang ada pada dirinya. Sering sekali ia lakukan bahkan hampir setiap hari. Ia sering berbicara (tanpa suara) ketika di kamar mandi, baik Lola mandi maupun BAK, dan BAB. Seakan-akan ada yang mengajak Lola berbicara dan seakan-akan Lola berfantasi seolah-olah ada yang mengajaknya berbicara. Oleh karena itu pasti ketika Lola dikamar mandi minimal Lima menit selebihnya terkadang 1 jam. Fantasi Lola tersebut terkadang menyenangkan, namun kadang juga menyedihkan dan bahkan menakutkan. Jika menyenangkan, Lola seakan-akan tertawa sendiri dan merasa sangat ceria ketika kelar dari kamar mandi. Namun, ketika hal tersebut menyedihkan ia merasa sedih ketika keluar dari kamar mandi bahkan hampir menangis, begitu juga ketika hal yang di alami ialah menakutkan, Lola seakan terbayangi dan bahkan dikejar-kejar hingga ketika ia keluar dari kamar mandi ia merinding dan ketakutan.

Sejalan dengan berjalannya waktu, kedua orang tua Lola semakin curiga. Namun ketika Lola di Tanya ia tidak pernah mengakui kejadian apa yang telah ia lewati dan lakukan selama di kamar mandi. Lama kelamaan, ayah Lola mempergokinya ketakutan ketika keluar dari kamar mandi sambal tubuhnya bergetar dan merinding. Ayahnya khawatir dengan hal tersebut kemudian dengan lembut ayahnya menanyakan sebenarnya apa yang di alami oleh anaknya tersebut, tapi Lolabelum bisa bercerita karena ia masih belum bisa stabil. Kemudian, ibunya mencoba memeriksa keadaan Lola tetapi hal tersebut tidak terdeteksi. Ayah dan ibunya semakin khawatir dengan keadaanya. Secara halus dan lembut kedua orang tuanya mecoba membujuk agar Lola mau bercerita, akhirnya Lola menceritakan semua yang di alaminya.

Ketika suatu hari, ayah Lola bercerita kepada rekan kerjanya semua keadaan anaknya. Kemudian rekan kerjanya merujuk agar Lola di terapikan kepada seorang terapis yang menangani gangguan-gangguan mental. Dan akhirnya ayahnya Lola mencoba menerima saran yang diberikan oleh rekannya. Dan akhirnya ke esokan harinya Lola di bawa kepada seorang Terapis yang ada di daerahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun