Mohon tunggu...
Nailil Bariyah
Nailil Bariyah Mohon Tunggu... -

Melankolis, pemikir, dan insyaALLAH gigih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Cerminku yg Buram dan Laki-laki Hebat"

14 Mei 2012   20:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:17 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ku menunjuk satu laki-laki hebat

Lalu laki-laki itu menunjuk perempuan hebat lainya

Maka aku akan berusaha bangun dari tidurku

Tidur yang membawaku ke dunia mimpi menyakitkan

Sesungguhnya aku tidak tersakiti saat bermimpi

Namun aku terlukai kala alam jagaku kembali



Ketika ku menunjuk satu laki-laki hebat

Lalu laki-laki itu menunjuk perempuan hebat lainya

Maka aku berlari ke dalam ruang tilamku

Memicingkan mata tuk menangkap gambaran di permukaan cermin

Cermin lemariku yang buram

Tak pernah sungguh-sungguh menampilkan rupa sejatiku

Sehingga seringkali ku kembali lupa akan siapa sejatinya diri ini

Dan mata ini pun balik berkelana

Mencari laki-laki hebat itu



Ketika ku menunjuk satu laki-laki hebat

Lalu laki-laki itu menunjuk perempuan hebat lainya

Maka aku kian bermuram durja

Entah apa yang kusedihi

Barangkali memang aku yang salah

Terlalu dalam menanam asa

Atau takdir yang terlampau kejam?

Ah, aku tak mau menyalahkan takdir!

Karena aku tak hendak marah pada Tuhan

Aku hanya kehilangan sedikit kesabaran

Gemas ku ingin pecahkan cermin buram itu

Cermin pangkal dari kekecawaanku

Andai ia menampilkan siapaku adanya

Takkan lah lancang mata ini membidik laki-laki hebat itu

Ketika kumenunjuk satu laki-laki hebat

Lalu laki-laki itu menunjuk perempuan hebat lainya

Dalam lelahnya hati, dengan keringnya air mata, ku putuskan untuk pergi…

Pergi menghadap cermin buramku

Menatap lekat walau samar

Belajar ikhlas menerima bahwa:

Laki-laki hebat itu telah menunjuk perempuan hebat lainya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun