Mohon tunggu...
Nadhila Lainuna
Nadhila Lainuna Mohon Tunggu... -

Dream to be a writer | love books, film, read and chocolate | photograpy | hang out | member of English Club and TI in Smanssaboy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buta Membaca Hidup

26 Mei 2013   10:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:00 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup. Satu kata yang saya pelajari arti dan makna nya selain cinta. Walaupun saya tahu, sampai kapanpun saya tidak akan bisa mendefiniskan apa itu hidup. Apa itu cinta. Bahkan sampai saya tidak merasakan lagi hidup dan cinta. Menutup mata dari meriah nya dunia ini.

Dulu waktu saya kecil, saya sering bertanya pada diri saya sendiri “gimana ya orang-orang disekeliling ku bisa rajin banget sholat nya. Apa ntar waktu gede aku bisa kayak mereka ? aku aja lebih sering bolong daripada penuh”

Sekarang saya nemuin jawabannya, dari Tuhan. Lewat kehidupan. Saya sedang tidak membicarakan tentang agama atau tentang Tuhan, tapi tentang bagaimana kehidupan menjawab dan merahasiakan semua dari manusia-Nya. Sekarang aku ngerti kenapa orang-orang disekeliling ku, rajin banget sholat nya bahkan ada yang sampai sholat sunnah. Lagi-lagi semua di kehidupan.

Selama saya hidup sampai detik ini, saya lebih banyak bertanya dari pada menjawab. Lebih banyak menyesal daripada ikhlas. Lebih banyak marah daripada memaafkan. Lebih banyak jengkel daripada bahagia. Selama saya hidup, saya lebih banyak membuang waktu dan nafas daripada memanfaatkannya.

Ada banyak sekali yang ingin saya tanyakan pada Tuhan, kenapa harus begini ? kenapa hidup harus berani ? kenapa ada yang lesbian dan gay kalo katanya semua makhluk Tuhan dicipatkan saling berpasangan ? bagaimana bisa terjadi ini, terjadi itu ? kenapa semua harus tergantung sama orang tua ? apa kemerdekaan itu bener-bener mahal harga nya ?

Banyaaaak banget yang pertanyaan-pertanyaan yang saya simpan setiap hari nya. Setiap hari tanya itu semakin bertambah. Dan saya hanya bisa merahasiakannya. Paling-paling efek samping nya, gelisah, stress, galau.

“berhentilah bertanya, hidup jadi makin rumit kalo lo tanya terus”

Kata seorang sahabat saya. Mungkin dia benar, pada akhir nya semua pertanyaan itu selama nya menjadi tanda tanya. Saya bernafas sekarang, dan masih sibuk bertanya sementara orang-orang disana tidak peduli tentang kenapa ini dan itu. Mereka sibuk mengerjakan apa yang bisa mereka kerjakan. Memperjuangkan, apa yang sanggup mereka juangkan.

Saya hidup disini sekarang, masih sering dongkol karena omongan temen, sindiran guru, atau perlakuan orang lain. Menyalahkan ini dan itu. Tapi dibelahan dunia sana, ada orang-orang yang melapangkan hati nya untuk mampu memaafkan, mengikhlaskan, mereka yang tetap tersenyum meskipun disakiti. Sementara saya, masih menggerutu tentang kurang nya ini, kurang nya itu.

Saya sudah banyak membaca buku, artikel tentang pemahaman hati. Tapi saya tidak pernah mengerti, sebelum saya benar-benar mengalami.

Mungkin benar kata teman saya semua nya bertitik di pemahaman. Pemahaman yang baik akan menimbulkan pikiran yang baik pula. Pemahaman-pemahaman yang benar, yang mampu melihat kejadian menjadi dua sisi, satu kelebihan dan satu kekurangan. Pengertian-pengertian yang kemudian mengarjarkan kita untuk kembali menengok ke atas, melihat megah nya angkasa luas. Bercermin pada diri sendiri, bahwa kadang kita emang nggak sehebat yang kita pikirkan. Bahwa terkadang, kita justru lebih banyak menyakiti daripada membuat bahagia. Bahwa terkadang kita juga harus hijarah, memperbarui hati yang sudah lapuk. Mengganti mindset. Bahwa terkadang, kita hanya perlu bersyukur untuk bisa membuat ruang seluas-luas nya dalam hati ini. Membuat hati menjadi kian lapang dan nyaman bahkan ketika kita dihujani cobaan.

Saya hidup sekarang, menulis catatan ini dengan beberapa kali menengok ke atas. Mencari entah apa. Perjalanan saya masih panjang nanti nya, masih ada bangku kuliah yang siap saya tantang. Masih ada dunia kerja yang siap membuat saya jatuh lalu bangun dan berdiri lebih kuat. Masih ada banyak fase dalam hidup yang perlu saya hadapi.

Entah nanti nya hidup semakin berat. Keras. Kejam. Dan tidak adil. Nama nya saja kehidupan, fase yang penuh kejutan. Jadi sekarang, saya ingin berhenti bertanya. Berhenti menganalisa, biar hidup ini saja yang menyiapkan kejutan-kejutan nya untuk ku. Untuk kita…

Semoga Tuhan memudahkan apa yang kita perjuangkan. Memberi kekuatan bagi kita untuk memikul tanggung jawab saat ini. semoga Tuhan membuat kita menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama nya..

25 Mei 2013 /16.48

Halo hidup, entah berapa lama saya akan berjalan beriringan dengan mu.

Semoga saya bisa mengerti kamu, karena saya selalu buta untuk membaca mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun