Merasa tugas saya sebagai “chaperone dadakan” sudah rampung, maka sayapun melenggang santai menuju sebuah coffe shop untuk menunggu penerbangan berikutnya. Baru saja akan menyeruput kopi di hadapan saya, tiba-tiba saya tersentak oleh suara perempuan yang berteriak memanggil-manggil nama seseorang. Reflek saya menoleh ke arah datangnya suara.
Masya Allah ….! Saya lihat teman Linh – yang orang Malaysia itu – berlarian kesana kemari dengan mimik panik, sambil berulang kali menyerukan nama Linh. Dia dan suaminya, bahkan dengan sigap dan cermat selalu melongok setiap kolong meja dan bangku yang mereka temui.
Saya melongo. Lho, bagaimana bisa Linh yang lugu dan polos itu terlepas dari pengawasan mereka?! Sedangkan ke toilet saja Linh takut nyasar. Sehingga saya harus mengantar dan menunggui sambil membantu membawakan tas plastiknya.
Linh, di manakah kamu? Apakah kamu “diculik” oleh suamimu? Ataukah ini bagian dari sebuah skenario yang sudah kamu rencanakan untuk “menghilang” di suatu negeri? Ah, Linh ... Semoga keberuntungan berada di pihakmu ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H