Mohon tunggu...
Badrul Munir,dr
Badrul Munir,dr Mohon Tunggu... -

Neurologist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ada Apa dengan Petisi Menolak Ceramah Oki Setiana Dewi?

1 Mei 2016   07:46 Diperbarui: 24 Desember 2016   13:21 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber ilustrasi: makassar.tribunnews.com

Beberapa hari yang lalu ada email masuk dalam akun saya dari www.change.org. sebuah akun yang biasanya mengumpulkan petisi untuk memprotes atau mendukung sesuatu sebagai kontrol sosial lewat sarana dunia maya. Kita sering memberikan dukungan petisi, tetapi sering juga menolak.

Namun, yang menarik petisi terakhir yang saya terima adalah petisi mengajak saya menolak tayangan ceramah ustadah di televisi dengan judul “Stop Tayangan Ustadah Abal Oki Setiana”. Petisi ini digalang oleh seseorang yang anonim okisetianadw (yang sebelumnya bernama okijellydrink) dan  saat ini petisi ini sudah didukung 2.500 zitizens.

Saya tidak begitu mengenal kehidupan pribadi artis (termasuk Oki Setiana) dan memang tidak suka serta melarang keluarga saya untuk melihat infotaiment selebritis yang sering kali muncul dalam televisi, ada beberapa alasaan: Yang pertama acara tersebut tidak mendidik dan memiliki kaidah jurnalistis yang rendah. Kedua acara tersebut lebih sering menyiarkan hal-hal yang seharusnya bukan konsumsi publik tetapi demi mengejar rating dan keuntungan sebuah televisi maka acara tersebut tetap disiarkan berulang-ulang dengan nilai edukasi yang sangat kecil bahkan lebih banyak mengajak pemirsa ke arah sikap tidak proporsional dan hedonistik serta membuang waktu yang seharusnya bisa dilakukan untuk hal yang lebih positif.

Namun, karena penasaran dengan petisi in,i saya mencari informasi tentang petisi ini melalui saluran seperti Google, Youtube dan televisi serta diskusi dengan istri serta melihat ceramahnya di media tersebut, Setelah mencari info akhirnya ingat wajah ustadzah ini memang sering saya lihat di pengajian TV swasta nasional (biasanya hari libur, Sabtu Minggu pagi bersama Ustad Maulana), memang dari penampilan dan wajahnya ustadzah ini jelita dan lebih mirip artis, namun setelah mengikuti ceramahnya dan berdasar pencarian di dunia maya lewat saluran Google dan Youtube sampai selesai, sebagai orang awam saya memberi kesempulan bahwa petisi tersebut sangat subyektif dan sangat tidak perlu didukung. 

Beberapa alasan yang bisa saya kemukakan antara lain : Pengagas petisi menggunakan akun dengan identitas yang tidak jelas, hal ini tidak lazim bahkan menunjukkan ada hal yang disembunyikan dari identitas, padahal identitas penggagas petisi sangat penting untuk menunjukan integritas dan sepak terjang penggagas yang akan kita dukung petisinya.

Kedua alasan yang disampaikan sumir dan tendensius; alasan Oki belum fasih pelafalan Alquran dan hadist sangat tidak terbukti. Saya sebagai orang yang dididik dalam lingkungan keagamaan yang ketat dan pernah hidup di pesantren, saya mengatakan bahwa lafad dan mahroj serta tajwidnya Oki saat membaca Alquran dan hadist sangat fasih, bahkan penguasaan ilmu pendukungnya juga relatif bagus.

Alasan lain memamerkan keduniawian dan minta fasilitas mewah dalam ceramahnya serta melakukan plagiat dalam hal penulisan buku dan desain jilbab, alasan petisi ini saya tidak bisa memberikan komentar. Akan tetapi, bilamana melakukan plagiat dan melanggar undang-undang hak cipta, semestinya yang merasa hak ciptanya dipakai bisa menggugat ke pengadilan. Sampai saat ini tidak ada berita itu, sedangkan tuduhan pembohongan publik tetntang jenjang pendidikan short course (magang) di Ummil quro dianggap tidk pernah, saya juga belum ada bukti pasti namun dalam bukunya Oki pernah cerita tentang itu, dan short course sudah lazim dilakukan karena waktu yang relatif singkat.

Artis dilarang ceramah?

Dalam ajaran agama Islam, setiap muslim berkewajiban untuk berdakwah, dan kita akan ditanya di akhirat. sudahkah kita menjalankan kewajiban kita untuk berdakwah. Berdakwah tidak harus menjadi ustad atau kyai  dulu. Siapa pun boleh dan wajib berdakwah, termasuk artis. Namun, sebagai pendakwah harus konsisten antara yang diucapkan dan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari (akhlak dan syariat). Tuhan akan murka kepada orang yang melakukan perbuatan yang tidak sama dengan apa yang diucapkan.

Sebaik-baik masyarakat adalah mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar maruf nahi mungkar) dan sejelek-jelek kelompok adalah orang yang mencegah kebaikan dan mengajak kemungkaran. Melarang orang berdakwah (termasuk di saluran televisi) termasuk sejelek-jelek kegiatan. Ingatlah dukungan para pengusung petisi akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Saya sangat gagal paham saat ada seseorang yang tidak jelas identitas mengajak kita melalui www.change.org untuk melarang orang berbuat baik untuk umat dengan alasan yang sumir dan subyektif kemudian telah didukung 2.500 orang. Ke mana otak mereka sebelum membubuhkan tanda tangan mendukung peitisi tersebut?

Saya juga bertanya ke mana petisi mereka saat puluhan artis yang melakukan profesi sampingan sebagai pelacur kelas tinggi, dengan bayaran puluhan hingga ratusan juta? Dan ke mana petisi mereka terhadap artis yang melakukan pelecehan seksual, artis yang gonta-ganti pasangan dan artis yang tersangkut narkoba? Ke mana petisi mereka mereka saat puluhan artis yang tidak ada pengetahuan tentang politik dan hanya dengan modal popularitas masuk ke parlemen atau mendaftar sebagai calon kepala daerah?

Sekali lagi saya tidak kenal Oki Setiana dewi dan tidak ada motivasi apa pun terhadap tulisan ini. Hanya saja, saya terganggu dengan ulah seseorang yang mengajak ribuan orang lain untuk mencegah orang lain berbuat amar ma ruf tanpa alasan yang bisa dipertanggungjawabkan.

Penulis

Dr Badrul Munir Sp.S

Dokter spesialis saraf RS.Saiful Anwar Malang/Dosen/Penulis buku  dan kolumnis koran nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun