Mohon tunggu...
muhammad nurul
muhammad nurul Mohon Tunggu... Guru - Penulis Baru

Instruktur di Balai Latihan Kerja Pasaman Barat - Senang bermain dengan kata, semoga apa yang diketik bisa membawa manfaat untuk sesama. Insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Hangatnya Tradisi THR di Indonesia

7 April 2024   06:00 Diperbarui: 7 April 2024   06:02 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri diolah oleh Canva

Hangatnya Tradisi THR di Indonesia

Di antara lantunan takbir dan semaraknya Lebaran, tradisi THR (Tunjangan Hari Raya) selalu hadir membawa keceriaan. Bagi anak-anak, momen ini dinanti-nanti dengan penuh antusias. Genggaman tangan mungil mereka terulur, siap menerima amplop berisi lembaran-lembaran rupiah yang dibagikan oleh orang tua, tetangga, dan sanak saudara.

Sejarah THR di Indonesia terbilang panjang, terukir sejak era Kerajaan Mataram Islam. Para raja dan bangsawan kala itu membagikan uang baru sebagai hadiah kepada anak-anak para pengikutnya saat Idul Fitri. Tradisi ini kemudian berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Lebaran di Indonesia.

Lebih dari sekadar hadiah, THR memiliki makna yang dalam. Tradisi ini merupakan simbol berbagi kebahagiaan dan kepedulian. Bagi pemberi, THR menjadi wujud rasa syukur atas rezeki yang mereka dapatkan. Di sisi lain, bagi penerima, THR merupakan bukti kasih sayang dan perhatian dari orang-orang di sekitar mereka.

Di era modern, tradisi THR terus lestari. Bentuknya pun semakin beragam, tak hanya uang tunai, tetapi juga voucher, e-money, dan bahkan transfer bank. Hal ini menunjukkan bahwa budaya THR mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa kehilangan esensi dan maknanya.

Namun, di balik keceriaan tradisi THR, terdapat pula beberapa polemik yang kerap muncul. Salah satunya adalah besaran THR yang dianggap tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemberi. Hal ini terkadang menimbulkan rasa kecewa dan ekspektasi yang berlebihan.

Terlepas dari berbagai polemik yang ada, tradisi THR tetaplah bagian indah dari perayaan Lebaran di Indonesia. Tradisi ini menjadi momen istimewa untuk mempererat tali silaturahmi dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Diiringi tawa dan keceriaan anak-anak yang menerima THR, tradisi ini menjadi bukti bahwa budaya memberi dan berbagi masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat Indonesia.

Pesan moral: Tradisi THR bukan semata-mata tentang uang, tetapi tentang berbagi kebahagiaan dan kepedulian. Mari kita jaga dan lestarikan tradisi ini dengan makna yang sesungguhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun