Mohon tunggu...
muhammad nurul
muhammad nurul Mohon Tunggu... Guru - Penulis Baru

Instruktur di Balai Latihan Kerja Pasaman Barat - Senang bermain dengan kata, semoga apa yang diketik bisa membawa manfaat untuk sesama. Insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Oposisi: Kekang yang Berharga dalam Demokrasi

4 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 4 Maret 2024   06:13 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oposisi: Kekang yang Berharga dalam Demokrasi

Dalam dunia politik, oposisi bagaikan rem bagi sebuah mobil. Keberadaannya bukan untuk menghentikan laju pemerintahan, melainkan untuk memastikan lajunya stabil dan sesuai arah. Ibarat sebuah orkestra, oposisi adalah melodi yang berbeda, memberikan harmoni dan keseimbangan pada alunan kebijakan pemerintah.

Oposisi, sederhananya, adalah kelompok atau partai politik yang tidak tergabung dalam koalisi pemerintah. Mereka memiliki peran penting dalam menjaga demokrasi tetap sehat dengan beberapa fungsi utama, seperti:

  • Pengawas Kebijakan: Oposisi bertugas mengawasi kinerja pemerintah, memastikan kebijakannya sesuai dengan undang-undang dan aspirasi rakyat. Mereka menjadi mata dan telinga rakyat, menyuarakan kritik dan saran konstruktif.
  • Alternatif Kebijakan: Oposisi menawarkan alternatif kebijakan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi bangsa. Mereka menjadi "pemerintah bayangan", siap sedia dengan gagasan dan ide segar untuk kemajuan negara.
  • Menjaga Keseimbangan Kekuasaan: Oposisi mencegah konsentrasi kekuasaan yang berlebihan pada satu pihak. Keberadaannya memicu dialog dan pertukaran ide, menghasilkan kebijakan yang lebih komprehensif dan matang.

Namun, tak jarang oposisi disalahpahami sebagai "musuh" pemerintah. Stigma ini muncul akibat kritik pedas mereka terhadap kebijakan pemerintah. Perlu diingat, kritik oposisi bukan untuk menjatuhkan, melainkan untuk membangun. Kritik yang konstruktif membantu pemerintah memperbaiki diri dan meningkatkan kinerjanya.

Demokrasi yang sehat membutuhkan oposisi yang kuat dan konstruktif. Keberadaannya bukan untuk menghambat, melainkan untuk memperkuat dan menyempurnakan jalannya pemerintahan. Oposisi yang ideal adalah mereka yang mampu menjembatani kepentingan rakyat dan pemerintah, mengantarkan bangsa menuju masa depan yang lebih gemilang.

Mari kita jadikan oposisi sebagai mitra kritis pemerintah, bukan sebagai rival yang dibenci. Dengan semangat demokrasi yang tinggi, oposisi dan pemerintah dapat bersinergi, mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.

Ditulis di Pasaman Barat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun