Mempertanyakan Seleksi Yang Jujur! Permasalahan seleksi yang jujur dan transparan masih menjadi hal yang dirindukan. Banyak kegiatan seleksi yang dicidrai dengan kepentingan-kepentingan individu tertentu. Terkadang dalam satu tim seleksi itu pasti ada yang teguh dengan prinsip kejujurannya, namun tenkanan dari atasan dan dari sisi lain membuat cidera itu terjadi.
Orang dalam. Kita sangat akrab sekali dengan istilah ini jika melakukan seleksi apapun. Orang dalam pasti membawa pengaruh terhadap hasil seleksi. Sangat disayangkan memang budaya ini masih melekat dalam benak masyarakat kita. Meraka lebih mengandalkan orang dalam dibanding dengan kemampuannya sendiri.
Sistem kekeluarga menjadi dasar bantu dan mengubah posisi hasil sebenarnya dalam seleksi. Seleksi yang tidak transparan dan tidak realtime melihat hasilnya sangat berpeluang dicidrai. Apa lagi dengan sistem perhitungan manual yang memakan 2 hari. Banyak sekali instruksi yang masuk untuk mengubah angka sebenarnya.
Seleksi secara realtime seperti Reqruitment CPNS yang saya ikuti merupakan bentu reqruitment yang jujur dan transparan. Secara realtime kita bisa melihat hasil kemampuan kita. Walau seleksi CPNS masih juga dicidrai dengan memberikan bocoran soal di awal oleh oknum-oknum tertentu. Setidaknya lebih transparan dibandingkan dengan sistem seleksi yang masih manual dan tidak realtime.
Terkadang sebagai petugas dilapangan dan selaku orang yang pernah mengikuti seleksi apapun itu, rasanya menjadi iba melihat pergeseran-pergeseran yang ada. Yang seharunya lulus menjadi tidak lulus. Yang seharusnya tidak lulus eh malah peringkat 2 dan 3. Sangat disayangkan.
Orang dalam sangat berpengaruh. Apalagi berjabatan, semua bisa dikontrol dan distir. Petugas dilapangan hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat banyak. Dan budaya orang dalam ini sepertinya sudah jadi barang biasa di tengah masyarakat. Iba melihat peserta yang memang memiliki kemampuan yang mumpuni dan nilai yang baik harus digeser dengan orang yang memiliki kekuatan orang dalam.
Rasanya seleksi manual mengunakan lembar kerta sudah tidak relevan. Seleksi secara online dan realtime setidaknya mengurangi pengaruh orang dalam. Mari kita bersamakan menghilangkan budaya orang dalam untuk seleksi apapun itu. Semoga Allah mudahkan langkah kita. Aamiiin.
Penulis : Muhammad Nurul - Pasaman Barat, 27 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H