Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ingin Terus Hidup Sehat? Jangan Manja Saja!

21 September 2016   07:26 Diperbarui: 21 September 2016   07:43 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh lebih sulit untuk membuat orang sehat daripada membuat mereka sakit__De Forest Clinton Jarvis

Hidup selalu sehat merupakan impian setiap orang. Tidak ada satu pun orang yang menginginkan sakit menggerogotinya. Kalau pun ada yang suka sakit, mungkin ia bagian dari orang-orang yang mempercayai kalau sakit adalah bagian dari peleburan dosa. Lantas, apakah kita bisa menolak untuk tidak sakit? Bisa saja, sebab sehat dan sakit itu pilihan.

Kalau kita lihat perkembangan zaman, semakin hari jenis penyakit beragam. Dari yang tadi tidak ada menjadi ada, bahkan namanya pun aneh-aneh menyesuaikan trend kalau menurut saya. Berbeda sekali dengan puluhan tahun yang lalu, dimana nenek moyang kita bisa terus hidup sehat, kalau pun sakit sekedar batuk, flu, masuk angin dan sakit ringan lainnya. Nah, dari sini saya teringat nasihat nenek saya waktu masih duduk di kelas 6 SD dulu, saat itu usianya memasuki satu abad.

“Cu, kalau jadi orang jangan manja tulang. Harus banyak bergerak. Nenek aja sampe sekarang masih angkat air dari sumur.”

Entah benar demikian atau tidaknya analisis saya terhadap nenek  bahwa orang dulu itu memiliki usia yang panjang dikarenakan pola hidup mereka yang cenderung aktif. Sebetulnya di kampung saya sendiri usia seratus ke atas bukan sesuatu yang aneh. Selain karena mereka memegang kepercayaan para leluhur, di usia yang seharusnya diam di rumah bukan sebuah pola hidup mereka. Bahkan beberapa nenek yang saya temui, mereka tidak menggunakan alat bantu tongkat untuk berdiri, sebab kekuatan tulangnya yang masih terjaga dan terlatih.

Saya akan bercerita mengenai nenek saya ketika di kebun. Saya lupa usianya berapa saat itu sebab saya masi kecil sekali. Dalam satu hari, waktu istirahat yang dia gunakan hanya sela-sela menunaikan ibadah. Sementara pada malam hari, waktu istirahat digunakan sebaik-baiknya. Saya melihat di sini bahwa mungkin seruan Tuhan  bahwa yang artinya “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahuimenjadi acuan orang-orang dulu untuk tidak melawan alam. Dan memang seperti itu sebetulnya kalau kita tidak menentang hukum, ya tidak ada konsekuensi yang akan kita dapatkan.

Lalu apa hubungannya dengan penjelasan di atas? Ternyata analisa saya mengatakan kalau pada dasarnya kesehatan orang dulu dan kesehatan orang sekarang jauh berbeda dalam hal kualitasnya, dikarenakan proses gerak yang kurang aktif. Selain itu, kita kerap kali menentang hukum alam. Misalnya seharusnya jangan mandi malam, kita malah mandi malam, ujung-ujungnya rematik pun datang. Intinya sih tidak menyesuaikan mana yang harus dilakukan di malam hari dan mana yang seharusnya dilakukan siang hari.

Lebih parah lagi, kalau kita malas bergerak. Bisa disimpulkan secara umum aktivitas tubuh kurang akan teroptimalisasikan. Kita ambil contoh misalnya kalau kita tidak banyak bergerak, maka asupan oksigen pun kurang bekerja dengan baik sehingga menyebabkan kita sakit kepala dan sebagainya.

Ilustrasi: republika.co.id
Ilustrasi: republika.co.id
Sekarang kita membahas aktif bergerak ke arah yang lebih spesifik dan memberikan konribusi besar bagi tubuh. Sebagian besar penyumbang penyakit yang ada dalam tubuh kita adalah makanan, hal-hal yang kita konsumsi. Mengapa ini sangat fatal apabila tidak diperhatikan? Perbedaan orang dulu dengan orang masa kini adalah lebih memilih makanan yang dibuat orang lain daripada membuat sendiri. Akibatnya, ada-ada saja makanan yang mungkin kita tidak ketahui mengandung berbagai sumber penyakit. Beda lagi halnya dengan orang dulu yang lebih mengedepankan makanan dibuat sendiri. Selain karena mereka suka bergerak dan melakukan beragam aktivitas, mereka juga menjamin sendiri kesehatannya. Jadi tidak heran, apabila kesehatan mereka diperhitungkan oleh mereka sendiri.

Saya mencantumkan kata “Manja” pada judul untuk bercerita bahwa dasar dari keberhasilan para nenek moyang kita memiliki usia yang jauh relatif panjang dengan jenis penyakit yang tidak aneh-aneh ialah terletak dari keaktifan mereka sendiri. Mereka tidak manja, dalam artian menciptakan sesuatunya dengan tangan sendiri. Dari aktivitas itu, mereka selalu bergerak aktif dan akhirnya berdampak pada kondisi tubuh mereka. Sebaliknya dengan kita berbanding terbalik di masa kini, apalagi dengan serba-serbi  fasilitas siap saji, super dikerjakan orang lain dan tidak perlu banyak gerak, kita jadi manja dan kurang beraktivitas.

Sejauh ini ada benarnya sih apa yang saya alami. Alhamdulilah sepanjang usia saya sekarang sangat jarang sekali sakit. Kalau pun sakit hanya sakit ringan saja dikarena cuaca yang kurang bersahabat. Di sisi lain, saya juga tidak suka mengkonsumsi obatan, jadi sembuhnya normal-normal saja. Selain itu, saya juga tidak pilih-pilih soal makanan, terutama makanan yang dapat menjadi obat dan menambah daya tahan tubuh saya. Lalu saya juga aktif untuk bergerak, mengerjakan segala sesuatunya dengan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun