Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ajarkanlah Anak Lelaki Untuk Merantau

18 September 2016   14:06 Diperbarui: 18 September 2016   14:14 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. https://2.bp.blogspot.com

Anak lelaki memang sudah sepatutnya diberikan pengajaran hidup di dunia nyata. Memanjakan akan membuat anak menjadi lemah, terutama dalam memutuskan sebuah perkara. Hal ini dikarenakan tidak adanya kesempatan mengeksplor diri, berinteraksi dengan dunia luar seorang diri, pada akhirnya segala keputusan dilimpahkan kepada orang tua semua.

Banyak anak-anak masa sekarang yang kita bisa temui ketika sebuah perkara harus jatuh di tangan orang tua dan ia pun akhirnya tak mampu menerima. Maka dari itu, memberikan pengajaran hidup kepada anak tentang arti kemandirian, tentu akan memberikan prubahan besar, terutama kualitas diri. Kalau punya anak laki-laki tidak perlu khawatir, sebab saya selalu percaya kalau lelaki itu memang ditakdirkan sebagai petualang. Tidak akan ada yang menimpa dirinya selama berjalan luru dan penuh kebaikan, kecuali perempuan yang memang rentan menjadi korban para lelaki.

Hal yang patut diperhitungkan sebagai orang tua adalah semakin memanjakan anak, semakin kita mendapati kebergantungan anak kepada orang tua. Banyak kasus di tengah kehidupan kita dimana anak tetap menjadi tanggung jawab keluarga setelah menyandang status rumah tangga. Menurut saya pribadi, hal ini tidak lain dan tidak bukan karena sikap kita terlalu memanjakan anak.

Akan tetapi memang segala sesuatu diikembalikan kepada pribadi masing-masing. Yang jelas, memberikan kesempatan anak untuk mengarungi hidup dengan  penuh tantangan akan menjadikan anak yang kita harapkan. Bisa kita lihat perbedaan anak yang hidup dengan penuh tantangan dengan yang tidak, bagaimana ia dalam keseharian dan sosialnya akan kentara di mata orang lain. Sebab hidup ini bukan berbicara nyaman dan tidak nyaman saja, namun harus ingat kalau kita juga diwajibkan hidup bersama dengan orang lain. Dan satu hal yang selalu disampaikan orang besar bahwa kita memang harus keluar dari zona nyaman agar tercipta menjadi orang-orang berkualitas.

*Perantau dari negeri Sebrang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun