Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Surat Cinta untuk Kartini: Perempuan Tak Selamanya Harus Terbelenggu Kodrati

18 April 2016   16:50 Diperbarui: 18 April 2016   17:00 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan Harus Terdidik dan Pandai Mendidik 

__“Pendidikan itu penting, terutama perempuan. Karena ia akan menjadi penentu bagi anak-anaknya”

__“pendidikan bukan hanya mengajari akal dan pikiran, namun juga watak”

__“Kita tidak bisa mengubah asal kita, namun kita bisa mengubah paradigma kita”

Tiga kata-kata di atas merupakan kata-kata yang saya kutip dari Film Surat Cinta Untuk Kartini. Kata-kata menjadi petuah yang dituturkan oleh pemeran R. A Kartini untuk menunjukkan sosok seorang pelopor pendidikan bagi kaum perempuan itu.Ya, bagi saya kata-kata di atas mewakili banyak hal yang terkait dengan keberlangsungan sebuah kehidupan. Tidak salah apabila posisi perempuan 3 kali lebih tinggi ketimbang seorang laki-laki. Posisi yang demikian menunjukkan bahwa tanggung jawab seorang perempuan begitu besar. Tak heran, apabila seorang perempuan harus bisa memposisikan diri pada tempat yang tepat, layaknya yang dilakukan oleh ibu kita Kartini bagi negeri ini.

Saya sebagai lelaki sangat kagum dengan sosok wanita revolusioner seperti Raden Ajeng Kartini. Banyak nilai-nilai positif yang diajarkan Ibu Kartini; bahwa setelah kebaikan itu disebarkan, maka tidak akan ada kesia-siaan. Awal mula Kartini mengajar Ningrum, kemudian dari Ningrum, murid-muridnya pun bertambah. Raden Ajeng Kartini mengajar dengan penuh kedekatan dan melibatkan berbagai macam pendekatan. Walhasil, Ningrum yang merupakan anak didik Raden Ajeng Kartini menjadi penerus cita-citanya yang sempat terputus setelah menikah dengan Bupati Rembang itu. Awal mulanya Sarwadi yang menyimpan hati sekaligus mendukung sepenuhnya perjuangan besar Kartini kecewa akan keputusan wanita hebat tersebut. Namun, Sawardi tidak tahu misi besar yang hendak dikembangkan oleh Kartini selama ia menjadi istri seorang Bupati. Sebuah surat kemudian membuka mata Sarwadi bahwa mimpinya akan terus hidup sampai kapan pun.  Maka dari itu, kata "Habis gelap terbitlah terang" merupakan optimisme Raden Ajeng Kartini atas apa yang ia lakukan bagi kaum perempuan. 

21 April, Jangan Lupa Nonton!

Nah untuk seluruh pecinta film Indonesia, terkhusus bagi kaum perempuan, jangan lupa 21 April 2016 mendatang, ajak sanak saudara menontonSurat Cinta Untuk Kartini yang akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia. Film ini tentu akan mengedukasi bagi generasi masa kini. Selain itu, filmnya sangat inspiratif, nuansa cinta tempo dulu, serta unsur budaya jawa yang begitu kental. Penonton yang mungkin di luar jawa bisa sedikit banyak menemui hal-hal baru dari sisi kebudayaan jawa itu sendiri. Jadi, yuk! datang dan saksikan film ini sebagai bentuk apresiasi dan kecintaan kita kepada salah satu pejuang bangsa Indonesia,  Raden Ajeng Kartini supaya para generasi selalu memahami akan perjuangan besarnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun