Dengan bergulir air mata, rindu mengucapkan janji mimpinya itu. Hingga akhirnya terduduk sambil menatap diri dicermin.
"Wajah ini yang akan memberikan semangat pergerakan...!"
"Mata ini, yang akan membantu menunjukkan jalan mana yang akan dipilih..!
"Air mata ini yang akan meneteskan puncak kemenangan..!
"Darah ini, yang akan menggoreskan kejayaan..!"
"Dan.....
"Dengan semangat ini, akan ku taklukkan Dunia...!!!
Dengan nada meyakinkan, seperti orang setengah waras. Rindu begitu antusias terhadap Mimpinya. Semoga saja tidak menjadikan makhluk ini menjadi stress beneran. Amien...
****
Huaaaaaaa............!!! "Pagi ini cerah sekali", sapa rindu. Rindu kembali menjalankan kegiatan rutinnya, yaitu kuliah. Gadis periang ini selalu pergi dengan perasaan yang ceria dan tak lupa senyum manisnya menghiasi perjalanan hari-harinya. Menurut rindu, kuliah merupakan hal yang sangat menyenangkan dan sangat disukasinya. Karena rindu mempunyai teman yang super unik, yang tak pernah membuat rindu kelihatan bersedih. Persahabatan rindu dan keempat sahabatnya dimulai dari sebuah perlombaan madding 3 dimensi yang diadakan oleh universitas mereka. Dan kemudian berlanjut kepada lomba-lomba yang lain. Mereka berlima sangat lah menyukai berbagai perlombaan, karena mereka mempunyai keahlian yang berbeda dan unik. Pernah suatu kali, mereka berlima sama-sama mengikuti perlombaan, ada yang lomba fotografi, artikel ilmiah dan debat. Tapi sayangnya, hanya rindu lah yang tidak berhasil meraih piala dalam perlombaan itu. Rindu ikut tersenyum melihat keempat temannya berhasil meraih piala, dan orang yang kelihatan sangat bahagia karena sebuah kemenangan adalah rindu pada saat itu. Meskipun dia kalah. Teman-teman rindu sangat sedih karena rindu sendiri yang tidak menang, tapi kesedihan itu tak terlihat karena melihat tawa rindu yang sangat bahagia. Mereka berlima adalah sahabat yang saling manyayangi.
Pukul 18.00 Wib rindu pulang dengan diantar oleh temannya Wirdha. Buka pintu rumah, tekan pintu kamar, "beuhhh,,....! Lelahnya diri ini". Lirih rindu. Seperti sore-sore biasanya, rindu kembali menemui bayang dirinya dalam cermin terbesar yang terletak di sudut kiri pintu kamar. Rindu mempunyai seorang sahabat lagi dikamarnya, yaitu bayangan yang ada di cermin itu. Rindu selalu berkomunikasi dan memotivasi dirinya lewat sebuah cermin.