Mohon tunggu...
Melanie Fernandez
Melanie Fernandez Mohon Tunggu... karyawan swasta -

biasa aja aku hanya manusia biasa yang tidak sempurna dan memiliki banyak kekurangan,,,namun aku memiliki sesuatu yang sangat indah yang mungkin kamu sukai...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Mencintaimu Dengan Seluruh Kebencianku

21 Oktober 2012   11:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:34 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kau tak merasakan sakit seperti yang ku rasakan. Entah hatimu yang dari batu, entah iblis yang ada didalam hatimu. Aku tak tahu dan tak mau tahu lagi tentang dirimu. Seenaknya kau berlalu bersama perempuan lain. Wajahmu begitu berbinar-binar menunjukkan betapa bahagianya dirimu. Mungkinkah benar seperti yang orang bilang cinta tak harus memiliki? Bahwa cinta yang hakiki adalah ketika kamu masih bisa tersenyum bahagia untuk kebahagiaan orang yang kamu sayang walau itu menyakiti hatimu.


Ah, persetan dengan orang lain dan apa yang mereka katakan. Mereka tak merasakan sakit seperti yang aku rasakan. Mereka cuman pandai berkata-kata agar disebut bijaksana.


Mungkin kau melihatku sangat wajar menghadapi ini semua, tersenyum dan selalu menanggapi curhatanmu tentang kekasih barumu. Ya, aku berusaha terlihat tegar dihadapanmu, menyembunyikan perasaanku dan mengeluarkan senyum terbaikku. Selalu bersikap wajar. Wajar sewajar mentari yang selalu terbit di timur dan terbenam di barat.


Tapi kau tak tahu bahwa dalam hatiku, telah tumbuh kebencian yang begitu besar padamu. Menjadikan hatiku gelap pekat dan tak ada cahaya yang mampu meneranginya lagi. Menjadikan hatiku menjadi sarang iblis paling jahat yang ada diangkara murka ini.


Kala malam, aku selalu mengingat tentang dirimu, tentang apa yang baru saja terjadi diantara kita dan selalu aku tersenyum mengingat hal itu. Tapi seperti yang pernah ku katakan itu dulu. Engkau kini hanya bagian dari masa laluku. Masa lalu yang pernah dengan sepenuh hati ku cintai, masa lalu yang selalu kurindukan ditiap malamku. Masa lalu yang kini menjelma menjadi seluruh kebencianku. Masa lalu yang ku benci dengan sepenuh hatiku.

Aku mungkin harus berterima kasih. Entah pada Tuhan entah pada iblis manapun yang telah menyusup masuk didalam hatiku. Yang menjadikan kebencianku pada dirimu semakin sempurna. Yang menjadikan diriku, diam-diam menyisipkan namamu kedalam tiap sumpah serapah yang dipikirkan hatiku dan dikeluarkan mulutku. Dalam setiap desah napasku kusisipkan sumpah serapah tuk dirimu. Aku mungkin kan menjadi roh gentayangan yang kan membalas dendam pada tiap orang yang pernah ada hubungannya dengan dirimu.

Aku membencimu karena kepergianmu meninggalkan duka yang begitu dalam dihatiku, yang meninggalkan luka yang begitu perih dihatiku. Dan kebencian ini semakin lama semakin dalam meninggalkan goresannya dihatiku. Karena sikapmu yang seolah tak pernah terjadi apa-apa antara kita. Kau datang dan pergi dari hari-hariku, seolah kau malaikat. Kini aku baru sadar dulu pesona malaikat mu yang membuatku terjatuh dan terhanyut, tapi kini semuanya takkan ada lagi. Semua sikapmu membuatku membenci dirimu. Semua alasan yang membuatku membencimu kini menguap dan menjadikanku membencimu tanpa alasan.

Ya, aku membencimu tanpa alasan dan takkan butuh alasan lagi. Seperti halnya aku dulu yang mencintaimu tanpa alasan kini aku membencimu tanpa alasan lagi. Akhirnya aku sadar, benar kata orang bahwa cinta dan benci itu beda-beda tipis. Benci bisa jadi cinta dan cintapun bisa jadi benci. Setiap malam akan ku untai sebait doa untuk dirimu. Doa yang tak tahu akan ku panjatkan pada siapa. Atas nama sakit hati dan pengkhianatanmu, semoga semua hal terburuk yang tak pernah terbayangkan menimpa dirimu dan mengakibatkan dirimu hidup dalam penderitaan terberat yang akan merongrong seluruh hidupmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun