Mohon tunggu...
Meitasari Septoro
Meitasari Septoro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Gokil, ngocol...Nyante ajah!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mbangun Tresna

1 April 2012   07:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:10 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Judul diatas terinspirasi komen pak Handoko di artikelku : Mencintai, Dicintai dan Jatuh Cinta adalah Anugerah. Begini katanya :

“Meita, jatuh cinta itu mudah. Yang sulit adalah mbangun tresna.”

Yup! 100% setuju! Banyak orang yang mudah sekali jatuh cinta, tapi gagal untuk membangun cinta itu menjadi suatu bangunan yang indah, membuatnya menjadi suatu kediaman yang nyaman bagi keluarga kecilnya.

Banyak tips yang disediakan agar rumah tangga bahagia, sakinah mawardah dan waromah. Tetapi tiap hari, masih saja banyak sidang perceraian ataupun pasangan yang pisah ranjang.

Mbangun tresna tak seindah saat kita jatuh cinta. Memelihara cinta, seperti merawat anak, tanaman dan binatang peliharaan kita. Tak cukup hanya cinta, diperlukan kesabaran, ketelatenan dan masih banyak lagi hal yg mendukungnya. Dan itu pun tergantung kebutuhan masing – masing, alias sangat situasional.

Komunikasi yang intens menjadi hal yang utama dalam sebuah perkawinan. Tanpa komunikasi sering terjadi kesalahpahaman. Menelpon saat jam istirahat, sekedar say hello, lalu bertanya udah makan belum, menjadi suatu hal yang menyenangkan untukku.

Hal kedua adalah kemesraan. Seringkali pasangan merasa malas merawat kemesraan. Pada kenyataannya hal mendasar yang membuat cinta begitu indah adalah kemesraan. Itu buat saya lho. Entah buat anda. Kita ingat saja saat berpacaran dahulu, kita tidak malas membuat hal – hal kecil yang menyenangkan buat pasangan kita

Kedua hal inilah yang menjadi bumbu penyedap dalam kehidupan perkawinan. Percayalah, perkawinan tanpa komunikasi dan kemesraan seperti halnya masakan yang hambar tanpa garam. Sekedar dimakan untuk mengatasi rasa lapar.

Ini sharing saja, suamiku bukanlah orang yang romantis. Dulu kami sering berselisih paham, karena sifatku yang manja, ingin selalu diperhatikan. Sedangkan dia menganggap hal itu tidak penting. Cinta tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Cukup perbuatan saja. Tapi buat aku itu tak cukup. Walau demikian aku tak lelah bersikap mesra dan manja padanya.

Belakangan, di usia perkawinan kami yang makin matang, dan di usianya yang mulai merayap senja, ia mulai menyadari, pentingnya kemesraan. Ia sekarang yang sering minta perhatian. He he he……….Untunglah, ia punya kesadaran begitu. Ia takut aku diperhatikan orang lain. Xixixixi…………Hmmmmm senangnya.,,,

Suamiku menyadari aku punya banyak teman. Memang dari kecil justru kebanyakan temanku adalah laki-laki. Inilah hal yang dikhawatirkannya. Tapi aku beruntung, selalu dikelilingi teman-teman yang baik, mereka menyayangi aku. Aku tak munafik, bahwa aku ataupun sahabat-sahabatku ini pernah saling jatuh cinta. Tapi, selalu aku maupun sahabat-sahabatku ini kembali pada hakikat dan komitmen hidup kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun