Mohon tunggu...
Maya Dwi Effendi, SS
Maya Dwi Effendi, SS Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup dibawa enjoy aja...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Padang ku Kembali Menangis

24 Juli 2012   22:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padang ku Kembali Menangis

*Kos-kosanku yang terkena gempa tahun 2009 yang lalu. Kini, tahun 2012 daerah Limau Manih kembali terkena musibah. Semangat saudara-saudaraku.......

Di saat orang sedang ingin berbuka puasa, ternyata saudara-saudara kita di sekitar daerah Limau Manih kawasan kampus termegah di Asia tengera kampus Universitas Andalas, Batu Busuak Kecamatan Pauh dan Kawasan Kilangan Padang Sumatera Barat telah terjadi banjir dan tanah longsor atau galodo. Sungguh, sangat tragis melihat saudara-saudara kita di sana. Mereka harus kedinginan, kehilangan harta benda karena hanyut terbawa air yang arusnya sangat besar. Untuk itulah, mari sejenak kita menundukkan kepala seraya berdoa kepada Allah, agar mereka semua selamat dan tidak kurang satu apapun. Amin..

Saat ini, mungkin saya tidak berada tepat di daerah tersebut. Namun beberapa tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2002 saya berada tepat di kawasan tersebut. Saya menjadi salah satu mahasiswa Universitas ternama tersebut, Mahasiswa Jurusan Sejarah UNAND. Sungguh, saya tidak menyangka kawasan kos-kosan saya harus terkena banjir bandang. Saya benar-benar tidak menyangka, jika kuasa Allah terlah berkehendak maka semuanya akan terjadi dalam seketika saja. Inilah salah satu kekuasaan sang pencipta langit dan bumi, pemilik dunia fana dan seisinya.

Mungkin, Allah sedang menegur masyarakat Padang khususnya. Menegur karena Allah sayang pada umatnya, agar mereka selalu mengingat dan mengingat sang pencipta langit dan bumi tersebut. Yah, ini adalah teguran yang kesekian kalinya. Tak kala pada sekitar tahun 2005-an, usai tsunami di Aceh. Padang turut dilanda isu akan terkena tsunami.

Saat itu, saya pikir semuanya akan hancur, karena goncangan dari dalam tanah sangat besar. Yah, seperti ada makhluk raksasa yang akan keluar dari dalam tanah. Sungguh, sangat mengerikan sekali kejadian gempa kala itu. Semua orang menangis, mengungsi ke daratan yang paling tinggi. Yah, mereka orang-orang yang tinggal di daerah pantai dan sekitarnya mengungsi ke arah kampus tercinta ku.

Malam itu, mereka berbondong-bondong membawa sanak keluarganya jalan kaki menuju Kampus UNAND untuk mengungsi agar mereka tidak hanyut terbawa air laut yang katanya sedang menyusut dan diisukan akan terjadi tsunami seperti di Aceh pada bulan Desember 2004. Mereka ada yang tidak memakai sendal, karena saking takutnya. Ada yang membawa orang tua mereka hanya memakai kursi roda saja.

Atau senior saya, yang baru beberapa hari di wisuda. Ia hanya membawa sehelai ijasah kebanggaannya. Sempat saya bertanya kepadanya, kenapa hanya membawa selembar ijasah ? Dengan tegasnya senior saya menjawab, bahwa itulah harta yang paling berharga baginya. Tanpa adanya selembar kertas berwarna putih berhiasan warna kuning, map hijau ia tidak ada apa-apanya. Masa depannya tergantung dari ijasahnya. Walaupun senior saya tidak membawa uang sama sekali, dompet pun tertinggal di kamar kos. Bahkan, ia berjalan sekitar 6 kilometer tanpa sendal.

Tahun itu, kos-kosan saya tidak mengalami apa-apa. Namun di tahun 2009, kos-kosan saya hancur. Walaupun tidak rata dengan tanah, namun atapnya yang kokoh, dindingnya yang tebal semuanya retak dan bergelombang.

Sungguh miris melihatnya, padahal, kos-kosan saya kala itu adalah kosan yang paling indah, megah dan paling elit kala itu. Tapi, karena gempa kekuatan yang besar, membuat kemegahannya menjadi lenyap. 44 Anak kos harus mengungsi keluar. Dan harus tidur berdempet-dempetan di bawah dan di luar, karena takut kos-kosannya menjadi rubuh, rata dengan tanah. Dan kali ini, di tahun 2012 kembali menimpa Padang ku. Sungguh, Allah sangat sayang pada masyarakat Padang. Hingga harus menegur mereka. Kuatlah saudara-saudaraku. Yakinlah, habis gelap pasti akan terang. Mari bangkit saudaraku. Di bulan yang penuh hikmah ini, kita yakin Allah akan mengembalikan semuan yang hilang, yah harta benda saudara-saudara ku yang hilang. Karena Allah memberikan kita satu paket, masalah dan penyelesaiannya. Wallahualam..salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun