Mohon tunggu...
Max Andrew Ohandi
Max Andrew Ohandi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Saya seorang penulis dan social enterpeneur

Saya superhero kocok yang berprofesi sebagai Jurnalis Warga\r\n\r\nFacebook : Max Andrew & Newhope \r\nTwitter : @maxandrewohandi\r\n\r\nHuhaaa....@Pahlawan Bertopeng :P

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Baru Tahu Saja Tahu Terinfeksi HIV ?

1 Desember 2012   10:56 Diperbarui: 5 Januari 2016   07:56 1980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lindungi anak HIV-positif dari infeksi baru.           

Itulah Yang Kami Lakukan Hari Ini ! Catatan 10 April 2011

 

Bersama sebuah lembaga sosial kami mengunjungi seorang anak berusia 6 tahun yang baru terinfeksi HIV ( Human Immunodeficiency Virus )[1]. Kunjungan ini bukan hanya menunjukkan  kasih, tetapi  juga hendak menegaskan bahwa anak ini adalah anak  Allah yang punya hak hidup !

Kenapa sih aku, harus terus minum obat ? Kenapa kakak dan yang lain tidak  ikut minum obat seperti aku ? Emang aku sakit apa ? Kenapa aku sering jatuh sakit padahal aku terus minum obat-obat ini ?

Pertanyaan-pertanyaan itu terlontar ketika kami mengunjungi anak ini. Keluarganya terkadang bingung bagaimana harus menjelaskan  nama obat ini adalah  ARV[2] untuk anak yang berstatus HIV Potisif, apakah dia akan mengerti ?

Sedih sekali rasanya setiap kali harus memberikan obat kepada anak ini seolah-seolah kami sedang memberikan racun bukannya es sirup yang disukainya.  Meskipun kami tahu bahwa obat ini bukan obat mujarab untuk menyembuhkan HIV positif. Ini hanya untuk membuat hidupnya lebih lama dan berkualitas.

Itulah yang disampaikan pihak keluarga kepada kami saat kami datang berkunjung untuk mencari tahu tentang bagaimana anak HIV Positif dapat tetap hidup sehat.

Cerita ini bermula dari info yang masuk ke team Rescue Street Children Network. Ada seorang anak yang baru saja mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV positif berdasarkan Rekapan Medik tiga bulan yang lalu. Ibunya sudah meninggal tiga tahun yang lalu dan diduga meninggal disebabkan oleh AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome [3]) . Ayah anak ini sudah tidak tinggal bersama mereka sejak usianya 3 tahun. Sekarang anak ini diasuh oleh Kakek dan Neneknya, serta bibi dan paman anak ini juga turut membantu mengasuhnya. Mereka tidak mengira bahwa anak yang mereka rawat selama ini sering jatuh sakit disebabkan oleh  Zat kebalan Tubuhnya yang terus menurun karena virus HIV dalam anak ini. ‘Shock' tentunya. Tetapi keluarga ini tetap bertekat untuk merawat anak ini sampai Tuhan mengambilnya.

Bersama sahabat saya yang bernama Ucok. Beliau mengetahui banyak hal tentang HIV/AIDS. Dia menjelaskan bagaimana caranya membantu anak HIV tetap sehat dengan berbagai Tips or Trick.  disamping itu dia juga menjelaskan bagaimana kita harus bersikap terhadap anak ini. "Dia harus tetap sekolah dan mendapat pelayanan kesehatan, " itulah yang ditekankan oleh bang Ucok.

Salah satu penjelasannya yang  menarik perhatian saya adalah ketika bang Ucok menjawab pertanyaan keluarga anak ini mengenai bagaimana nanti jika anaknya terjatuh dan berdarah saat bermain, apakah  harus dilakukan ? atau  bagaimana kalau si anak suka jajan sembarangan ?

Pertama-tama, kita harus tahu bahwa virus HIV itu mudah mati di lingkungan luar. Maksudnya Virus HIV hidup dalam tubuh bukan di luar tubuh. Jadi jika ada darah keluar karena luka jangan takut akan tertular lewat udara. Lakukan seperti biasa saja, minta si anak segera cuci luka dengan dengan air mengalir, diberikan betadin dan segera tutup luka anaknya dengan plester luka.  

Kedua, mengenai  jajan  harus sehat serta higenis. Karena anak ini sudah imunocompromises yaitu Pertahanan Tubuh terganggu jadi akan sangat mudah terserang penyakit diare. Jika sudah terkena diare biasanya akan kekurangan cairan. Maka berikan minum air yang mengandung garam, makan berkaldu, jus kelapa, atau oralit. Oralit dapat dibuat sendiri yaitu dengan menambahkan ½ sendok teh garam dan 2 sendok teh gula ke dalam 1 liter air matang.   

Pengalaman yang begitu berharga ini membuat saya merasakan Tuhan seperti sedang membawa saya memasuki  Dunia Baru. Ketika saya belum mengenal dan mempunyai pengalaman pelayanan HIV dan AIDS, bagi saya HIV dan AIDS itu Fuck You HiV Positive. Saya berfikir bahwa orang yang terjangkit penyakit HIV adalah pendosa ! Mereka orang-orang Bejat yang tidak akan terselamatkan, telat Sudah, mereka pasti akan menanggung hukuman  dari Tuhan, tetapi ternyata itu salah, saya bukan Santo Petrus ! bahkan pastur, bukan pendeta, atau ustad dan bukan juga seorang Bhiksu. Saya tidak punya hak untuk menghakimi orang lain. Tuhan  saja maha pengampun dan penyayang tentunya. Pasti ada maksud di balik semua yang  terjadi. Sebenarnya mungkin semua ini hanya karena rasa takut berlebihan tertular virus yang berbahaya ini. Tetapi ternyata virus HIV tidak mudah ditularkan seperti pada virus-virus yang lain.

 

“ Ayo Max, minum kopiku !” kata Bang Ucok menawarkan kopi pada saya dari gelasnya sendiri.

“Oh iya, apakah  abang  sudah cerita belum kalau Abang ini HIV positif,” katanya.

 

Saya tersentak. Saya tidak tahu  bagaimana harus menanggapi tawaran kopi bang Ucok yang masih hangat itu.  Langsung saya terasa tenggorokan tersendak dan spontan berkata; “ koh bisa bang Ucok tertular virus HIV dari mana ? Apakah dulu Bang Ucok orang yang nakal sehingga dia tertular melalui jarum suntik dan  hubungan  seks bebas ? Atau apakah  karena Bang Ucok sering bergaul dengan orang-orang yang mengidap HIV dan AIDS  ? Sehingga abang  sekarang tertular ?  Entahlah penyebabnya apa, yang pasti aku memutuskan untuk meminum kopi itu untuk menjaga perasaan Bang Ucok yang sudah menawarkan dengan tulusnya,  meskipun saya tidak lagi merasakan pahit atau manis ketika meminumnya.

 

“ Gotcha!!” serunya, “ Aku Ngerjain kamu max.”

“Nah..Maksudnya ? “ Saya bertambah bingung.

Im negative  Max, saya hanya mau tahu reaksimu pada orang yang mengaku dirinya positif mengidap HIV “,  kami tertawa renyah . Bang Ucok dengan sukses sudah membuat saya syok. Saya pun ikut tertawa, gugup.

“Tadi ketika saya katakan saya  positif HIV, apa yang kamu pikirkan, Max ?” Tanya bang Sahat. Saya menunduk dan menelan sedikit air  liur saya.

“Saya…tadi kaget sekali Bang. Saya bertanya-tanya dari mana Bang Ucok bisa tertular. “Bang Ucok hanya tersenyum mendengarkan jawaban saya yang polos. 

“ Lalu tadi  saya sempat berpikir menolak minum kopi bekas seorang ODHA[4], dengan alasan saya tidak suka kopi hitam. Hehehe… Tetapi  kemudian saya berpikir bahwa HIV dan AIDS itu tidak tertular hanya dengan berbagi minuman dan makanan, bukan begitu Bang ?”

“ Betul itu, bagaimana dengan  sentuhan? Apakah dapat menularkan virus HIV?” sambil abang Ucok mencubit ke tanganku

“Tidak, akan tertular Bang.” jawab saya perlahan-lahan.

“Nah, kamu tahu bahwa  HIV tidak menular lewat sentuhan. Lalu…kenapa tadi setelah kamu main dengan anak itu, cepat-cepat cuci tangan? Kamu takut tertular yah ?” saya hanya menunduk menatap jari-jari yang saling menggenggam di pangkuan saya.

“ Ehmm.. Saya tahu HIV itu tidak menular lewat sentuhan. Tapi saking  karena takutnya tertular, saya berpikir apapun yang ada disekitar penderita bisa menularkan virus itu. Padahal saya tahu penyebaran virus HIV tidak  mudah…hanya lewat darah, cairan kelamin, dan air susu ibu…,”.

 

“Hmm..Benar kawan, virus HIV hanya dapat ditularkan lewat :

  • Hubungan Seksual dengan ODHA.
  • Menggunakan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian.
  • Menerima transfusi darah dari penderita
  • Ibu yang terinfeksi HIV kepada Janin yang dikandungnya atau kepada bayi yang disusuinya.

Kita juga harus tahu bahwa virus HIV tidak dapat ditularkan lewat :

  • Gigitan nyamuk/lalat
  • Bersin
  • Bersalaman
  • Pelukan
  • Ciuman
  • Udara
  • Mandi/berenang bersama
  • Saling tukar peralatan mandi
  • Makanan/minum dari menggunakan alat yang sama.
  • Memakai WC bersama.
  • Tinggal satu rumah
  • Saling tukar pakaian.

“Semoga melalui pengalaman ini membuat kamu dapat merasa lebih aman berdekatan dengan penderita HIV dan tidak perlu mengambil jarak,” kata Bang Ucok menegaskan sambil tersenyum lebar.

Saya pun mengangguk-angguk. Jadi selama ini ketakutan saya itu tidak beralasan. Ketakutan saya terjadi lebih karena kurangnya pengetahuan saya. 

Saat tiba  di rumah, saya teringat ketika berpamitan dengan nenek yang dengan penuh kasih  menggendong anak yang tertidur lelap itu dalam pangkuannya.  Saya berdoa untuk anak itu agar  tumbuh sehat dan ceria.

Penulis

 

Max Andrew Ohandi

Terlalu dini dan  kalau saya dikatakan bahwa saya seorang aktivis. Saya hanya orang yang selalu mencari cara untuk bisa berbuat bagi adik-adik maupun teman-teman ODHA, walaupun sedikit. Semoga buku ini bisa berguna.

 [1]Virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. ( kutipan Divisions of HIV/AIDS Prevention (2003). "HIV and Its Transmission".Centers for Disease Control & Prevention. Diakses 16 November 2011 )

[2]ARV adalah singkatan dari Antiretroviral, sebuah pengobatan yang dapat menghentikan reproduksi HIV didalam tubuh. ( kutipan, "2007 PDF AIDS epidemic, diakses 16 November 2011  )

[3] Sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). ( kutipan Holmes, C. B., Losina, E., Walensky, R. P., Yazdanpanah, Y., Freedberg, K. A. (2003). "Review of human immunodeficiency virus type 1-related opportunistic infections in sub-Saharan Africa". Clin. Infect. Diakses pada 16 November 2011 )

[4] ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS, sebagai pengganti istilah penderita yang mengarah pada pengertian bahwa orang tersebut sudah secara positif didiagnosa terinfeksi HIV.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun