Setiap zaman memiliki logika dan tantangannya, episteme atau semangat zaman istilah lainnya. Sebelum abad ke-IX disebut the dark age (abad kegelapan) bagi peradaban barat, lalu muncul renaissance di Prancis dan aufklarung di Jerman sebagai penanda zaman pencerahan dan di saat perdaban berat berada dalam kegelapan (the dark age), peradaban Islam berada pada masa keemasannya.Â
Begitulah zaman dengan segala logika dan tantangannya silih berganti namun tetap dalam satu kontinum keberlanjutan yang saling mengoreksi dan melengkapi.
Kini kita masuk pada zaman baru (the new era) yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang satu sisinya penting dan bermanfaat bagi kehidupan dan peradaban umat manusia, namun sisinya yang lain mengancam eksistensi dan keberlangsungan peradaban umat manusia itu sendiri.Â
Era baru ini disebut era milleneum dengan logika dan tantngan yang mengikutinya seperti juga era-era sebelumnya. Oleh sebab itula diperlukan keterampilan teoritis-konseptual sekaligus praktis dalam menghadapi era baru ini.Â
Adalah keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving), kreativitas dan inovasi (creativity and innovation), keterampilan komunikasi (communication skill) dan keterampilan bekerjasama (ability to work collaboratively) merupakan empat keterampilan utama yang diyakini menjadi jawaban dalam menghadapi tantangan zaman ini, sehingga semua resources terutama pendidikan diarahkan untuk mencapai empat keterampilan tersebut. Namun apakah ruang public sudah menunjukkan fenomena ketercapaian empat keterampilan tersebut?
Berpikir Kritis dan Menyelesaikan Masalah
Berpikir kritis (critical thinking) merupakan kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akan muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan. Critical thinking dimaknai juga sebagai kemampuan menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah.Â
Keterampilan berpikir kritis merupakan hal yang penting untuk dimiliki peserta didik di tengah derasnya arus informasi di era digital, Kemampuan membedakan kebenaran dari kebohongan, fakta dari opini, atau fiksi dari non-fiksi, merupakan salah satu modal bagi peserta didik untuk mengambil keputusan dengan lebih bijak sepanjang hidupnya.
Creativity (kreatifitas) merupakan kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Kreativitas juga didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yaitu proses akal budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru.Â
Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru sering disebut sebagai inovasi. Era teknologi ditandari dengan semakin banyak pekerjaan yang diambil alih oleh mesin di masa depan. Berpikir kreatif dalam menciptakan berbagai inovasi baru adalah salah satu keterampilan abad 21 yang akan membuat seseorang mampu bertahan dan tidak tergantikan oleh robot atau mesin di bidang pekerjaannya.
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya.Â
Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena itu, komunikasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam peradaban manusia. Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar dapat dimengerti oleh penerima pesan. Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Keterampilan Bekerjasama
Kolaborasi adalah kemampuan untuk bekerja sama, saling bersinergi, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada tempatnya, dan menghormati perspektif berbeda. Dengan berkolaborasi, maka setiap pihak yang terlibat dapat saling mengisi kekurangan yang lain dengan kelebihan masing-masing. Akan tersedia lebih banyak pengetahuan dan keterampilan secara kolektif untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H