Mohon tunggu...
Panji Kartiko
Panji Kartiko Mohon Tunggu... -

Suporter Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Animo Harus Didukung Stadion Yang Layak

2 Januari 2011   12:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:02 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Animo Harus Didukung Stadion Yang Layak


(dimuat di www.duniasoccer.com  tgl 31 des 2010)
Euforia Masyarakat Indonesia saat ini mungkin adalah yang terbesar sepanjang gelaran ajang turnamen serta laga yang pernah di jalani Timnas Indonesia. Bahkan pemikiran ide liar dari penulis menyakini kalaupun Kapasitas Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan memiliki daya tampung penonton/ supporter, misal 200 ribu orang layaknya Stadion Maracana di Brasil dulu, maka hal tersebut pasti akan dipenuhi oleh para pendukung Timnas Indonesia !

Naiknya harga tiket yang nyaris lebih dari 2x lipat bila dibandingkan dengan gelaran Piala Asia 2007 tetap tidak menyurutkan animo masyarakat pendukung Timnas Indonesia. Tiket diburu oleh mereka jauh-jauh hari sebelum hari laga/pertandingan dimulai, dan antrian panjang seakan mengular panjang hingga mencapai lebih dari 500 meter di setiap loketnya.

Efek prestasi dan munculnya generasi baru Idola Pemain dari para supporter “dadakan” seperti Irfan Bachdim, Christian Gonzales begitu menyeruak di dunia nyata dan trending internet (facebook& twitter). Kalangan gadis remaja yang cantik, anak-anak gaul yang biasa di kafe dan mall, ibu rumah tangga dan anak-anaknya yang selama ini belum pernah muncul di stadion atau bahkan sama sekali tidak mengetahui “rule of the game”nya sepakbola malah tidak kalah jumlahnya dengan para supporter sepakbola dari kalangan kompetisi sepakbola Indonesia (ISL, Div Utama, dll).

Fakta tersebut juga memberikan side effect positif ke sector ekonomi riil, yaitu dengan ludesnya Atribut Timnas Indonesia dari yang Asli hingga yang “Aspal” (bajakan/ palsu yang menyerupai aslinya). Kendati gagal menjadi juara, animo masyarakat kepada timnas tak surut. Buktinya, mereka tetap bangga dengan perjuangan Ahmad Bustomi dkk.

Melihat gelegak animo masyarakat pendukung Indonesia yang begitu besar dan setiap hari makin bertambah jumlahnya, hendaknya pemerintah menyikapi fakta diatas bukan dengan terseret arus euphoria, tapi bagaimana mulai menyiapkan  tentang pentingnya analisa daya tampung, pondasi kekuatan dan umur stadion.

Sejak Stadion GBK Senayan dibangun oleh Era Presiden Soekarno tahun 1962, (atau saat ini berumur 48 th) hingga saat ini belum ada pengganti yang lebih baik dari segi fasilitas dan kapasitas di Jakarta yang menjadi salah satu landmark kebanggaan Ibukota Indonesia. Pada saat Piala Asia 2007, GBK pernah mengalami perbaikan yg sifatnya sekedar “kosmetik” dengan menambal retakan gedung, pagar, bangku dan sedikit tulang baja penyangga stadion, tapi sayangnya perbaikan itu bukan menyeluruh untuk seluruh struktur pondasi dan rangka baja penopang bangunan.

Daya tampung Stadion GBK Senayan yang sebenarnya bisa mencapai kapasitas maksimum hingga 120 ribu orang, saat ini dengan melihat umur dan risiko pondasi serta kekuatan konstruksi memaksa LOC Piala AFF mengurangi daya tampungnya hingga maksimal sekitar 77 ribu penonton (sesuai tiket yang dijual LOC). Hal ini mungkin didasarkan analisa bahwa gerak aktif baik itu menghentakkan kaki, hingga loncatan kegembiraan dari para penonton tribun atas secara otomatis akan meningkatkan daya beban berat dan elastisitas ayunan rangka baja stadion GBK Senayan yang sudah tua.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintahan di bawah kendali SBY hendaknya dapat menidaklanjuti nya dengan :

1. Membangun Stadion Baru di kawasan Jabodetabek, mungkin dengan label “Stadion SBY” yang memiliki kapasitas sekitar lebih dari 150 ribu penonton. Lokasi bisa di daerah Sentul Bogor, Cikarang/ Bekasi atau Karawaci Serpong yang masih memiliki daerah kosong. Bisa juga di Cikeas agar dekat dengan kediaman SBY.

2. Kualitas stadion juga hendaknya dibangun dengan standard pondasi dan struktur tulang baja dengan kualitas terbaik, sehingga dapat memiliki masa umur yang panjang dan kuat dari beban penonton hingga 3x lipat kapasitas normalnya.

3. Stadion tersebut sebaiknya juga ramah dengan fasilitas untuk para penyandang cacat, dan di lengkapi standard keamanan yang maksimal (pintu stadion, antisipasi bencana gempa, kebakaran dan kerusuhan).

4. Kapasitas parkir kendaraan perlu dipertimbangkan dengan adanya gedung khusus parkir yang memiliki akses jalan yang luas, memadai serta aman dan nyaman.

5. Lokasi stadion sebaiknya juga dengan mudah ditempuh oleh penonton dengan moda transportasi umum yang beragam mulai dari kereta, bis hingga angkot.

6. Lokasi fans festival yang dapat dihuni oleh para supporter yang akan mendirikan tenda untuk penginapan juga harus dilengkapi sarana MCK yang memadai hingga adanya arena layar lebar untuk mengantisipasi penonton yang kecewa karena tidak bisa masuk stadion.

7. Arena pendukung sector ekonomi riil bisa dibangun didaerah ini mulai dari warung makanan, café, penginapan, toko merchandise, klinik kesehatan 24 jam hingga arena tamping untuk para pedagang musiman.

Tentunya kita semua berharap bahwa euphoria para supporter timnas tetap dapat dikendalikan risiko nya seminimal mungkin, meskipun Stadion GBK telah makin “tua” dengan bertambahnya usia dan melemahnya konstruksi gedung setiap tahunnya.

Kita semua berharap kalau pembahasan hal tersebut diatas telah mulai secara bertahap dianalisa, di konsep dan dilaksanakan oleh Pemerintahan SBY, maka Euforia Masyakarat Indonesia tidak hanya bersifat semu dan sesaat saja, tetapi harus bisa dikelola secara positif dan menimbulkan efek nyaman serta kesetiaan pada Timnas Indonesia. Dan dengan semangat ayo kita teriakkan ke pemerintah SBY bahwa kita butuh Stadion Baru sebagai pendamping GBK Senayan !!

Keep Moving Forward Timnas Indonesia…

Panji Kartiko
Warga Sepakbola Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun