Mohon tunggu...
Odjie Samroji
Odjie Samroji Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Guru, Penulis Buku, Seniman -

Penulis Buku, Mujahid yang mencoba istiqomah berjuang di lembaga pendidikan pesantren model Boarding School di Yogyakarta, Hoby nonton bola, suka bersepeda, hidup sederhana dan berupaya menjadi manfaat bagi sesamanya. www.masodjie.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayo Peduli, Indonesia Sudah Darurat Moral

18 Mei 2016   09:26 Diperbarui: 18 Mei 2016   09:37 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berita berbagai kasus pelecehan seksual dan pornografi menghiasi media cetak dan televisi, sungguh benar kata beberapa tokoh negeri ini, Indonesia mengalami darudat moral. Maraknya beragam kasus kejahatan yang saat ini beredar adalah bagian dari keprihatinan bangsa ini. Betapa tidak, saat ini kita dihadapkan pada masa dimana tekhnologi dan informasi begitu masif tersebar hingga kepelosok negeri, internet menjadi sarana yang begitu mudah menyebarkan konten pornografi yang dengan gampang bisa dibuka siapapun, tak terkecuali anak-anak yang masih berusia dini.

Remaja Indonesia masa kini mengalami zaman dimana krisis akhlak dan moral bertubi-tubi menyerang, lihatlah kasus pemerkosaan seorang pelajar di Bengkulu beberapa waktu lalu, atau kasus pemerkosaan siswa SD di Klaten belum lama ini. Salah satu pemicu terjadinya adalah pengaruh media konten pornografi yang diakses oleh para pelaku yang masih remaja.

Berbagai tindak kejahatan terjadi dinegeri ini, bukan hanya pada sektor pendidikan, anak-anak, perempuan, transportasi. Bahkan kejahatan yang dilakukan berupa penyelewengan jabatan para aparat pemerintah juga terjadi.  Oh, Indonesia memang benar-benar sudah berada dalam situasi darurat.  

Tidak bisa kita pungkiri bahwa penyebab dari rangkaian peristiwa kejahatan-kejahatan itu sebagian besar adalah akibat dari hilangnya moral masyarakat yang disebabkan krisis akhlak dan jauhnya dari agama. Pendidikan rendah, faktor ekonomi juga kiann menambah parah krisis moral. Adanya jurang pemisah antara orang kaya dan rakyat miskin yang semakin dalam. Kepercayaan publik terhadap para apara pemimpin memudar dengan terus banyaknya  pelanggaran yang dilakukan kalangan atas yang seringkali dilakukan secara bersama-sama.

Sedangkan disisi lain sekolah sebagai wadah pembinaan dan pendidikan para generasi bangsa  belum mampu memberi solusi. Sekolah belum berfungsi sebagai benteng akhlak, pendidikan hanya sebatas pada aspek kognitif belaka. Dampaknya, lulusan sekolah-sekolah masih berorientasi pada nilai-nilai angka.

Miris memang, karena kebanyakan sekolah hanya menjadi tempat transfer ilmu saja, tanpa dibarengi dengan tambahan nilai-nilai sosial dan agama. Disamping itu, peran masyarakat dan kontrol dari keluarga juga semakin hilang. Lihatlah dikompleks perkotaan masyarakat terkesan hidup dengan keegoisan tinggi, acuh tak acuh dengan problem yang terjadi di sekitarnya. Ini seolah menjadikan kesempatan para pelaku kejahatan beraksi dengan mudah.

Solusinya apa?, tidak ada pilihan lain krisis akhlak ini harus kita akhiri. Mulai dari lingkungan terkecil kita, dikeluarga harus sudah kita tanamkan pendidikan akhlak, sosial dan keagamaan kepada anak-anak kita. Kurikulum Sekolah Indonesia harus diimbangi dengan pembinaan agama yang memiliki porsi berimbang dengan pendidikan umum.  Sudah saatnya menjadikan sekolah adalah tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu umum, ilmu agama, berinteraksi sosial dengan melibatkan seluruh pihak.  Sudah saatnya kita lebih peduli untuk mencetak generasi yang lebih baik, kuncinya  sektor pendidikan harus diperbaiki. Sekolah kita harus mampu mencetak para penerus bangsa yang memiliki ilmu, iman dan akhlak yang baik. Kurikulum untuk sekolah-sekolah  harus memperhatikan pendidikan agama peserta didiknya. Nilai-nilai agama ini harus benar-benar kita diperhatikan, karena nilai-nilai agama akan menguatkan keyakinan para generasi untuk berprilaku baik dan menjauhi prilaku negatif.

Darurat moral ini harus kita akhiri, kalau tidak bukan tidak mungkin kita akan kehilangan nilai-nilai keIndonesiaan yang selama ini kita banggakan. Indonesia yang ramah, penuh budaya dengan keragamanan agama dan kepercayaan. Sungguh, negeri kita dalam darurat, ayo peduli !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun