Yo opo kabare Cak Dahlan Iskan….. Selamat wis dilantik yo…
Kesuwun konco-konco wingi wis ditompo setafpe sampean.. Aku mung kongkritte wae…
Persoalan di PTPN XI yakni:
“Harga Tebu”
Kalau tebu petani dengan dijual sistem ”Jual Putus Bebas” Diwilayah PTPN XI dibeli (Dihargai) Rp. 42.500,- per kwintal tebu (Setara rendemen 7,6 %) oleh PG-PG diwilayah PTPN XI. Sedangkan kalau dijual ke PG-PG diluar PTPN XI seperti PG Swasta Kebun Agung Malang, PG Krebet Baru RNI Malang, PG Candi RNI Sidoharjo, PG-PG PTPN X diwilayah Jombang, Mojokerto, Madiun, Kediri berani membeli tebu petani Rp. 60.000-Rp. 65.000,- per kwintal tebu (Setara rendemen 10-11%).
Fakta empirik kalau produksi tebu per hektar adalah 1.000 kwintal, jika dikirim ke PTPN XI akan jadi duit Rp. 42.500.000,- per hektar, tetapi jika di kirim diluar PTPN XI akan dapat duit Rp. 65.000.000,- per hektar. So… ada selisih Rp. 22.500.000,- per hektar. Luas lahan tebu rakyat wilayah PTPN XI (16 PG) lebih kurang 50.000 hektar.
Coba hitung 50.000 ha x Rp 22.500.000 = 1.125.000.000.000 (satu trilyun seratus dua puluh lima milyar rupiah). Ini nilai tambah/pendapatan petani tebu di seantero PTPN XI. Lho kemana saja duit itu selama ini...? Siapa yang menikmati…? Ada yang dikorup tidak…? Wajar saja petani ndak mau tebunya dikirim ke PTPN XI karena merasa di tindas dan diberlakukan tidak adil.