Mohon tunggu...
Qinimain Zain
Qinimain Zain Mohon Tunggu... profesional -

Scientist & Strategist (QPlus Management Strategies - Consultant)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masalah (Kedaluwarsa Sistem Otak) Indonesia

27 Juni 2016   02:57 Diperbarui: 28 Juni 2016   04:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Simpulnya, suatu sistem, cara berpikir sistem ilmu adalah sebuah sistem yang baik tidak pernah tertutup mutlak selalu terbuka akan dinamis perubahan lingkungan dan sekaligus tidak pernah terbuka bebas dari aturan statis pola baku tertentu. Inilah sistem yang hidup ideal, termasuk cara kerja otak berpikir. Lebih jauh mengenai sistem, “Sebuah sistem diurai dengan jalan menspesifikasi: 1. Elemen-elemen yang merupakan bagian dari padanya (Elemen-elemen sistem). 2. Elemen-elemen yang bukan merupakan bagian daripadanya (lingkungan). 3. Hubungan-hubungan antara elemen-elemen sistem, (struktur intern). 4. Hubungan-hubungan antara elemen-elemen sistem dan lingkungan (struktur ekstern)” (Winardi, 1989: 3). Artinya, elemen-elemen sistem dipengaruhi hubungan keteraturan struktur internal antar elemen dan kekacauan struktur eksternal dari lingkungan.

Edward de Bono memang menjelaskankan bahwa cara berpikir vertikal dan lateral bertentangan dan saling melengkapi. Dalam paradigma baru lebih dijelaskan tahap perubahan dari cara berpikir sistem ilmu terhadap perubahan “TQZ Quantum Leap – Path(s) (Diagram, 2000) yaitu: TQO Regular, TQC Shift, TQS Move, TQI Jump, dan TQT Cross”, (Lihat, Science Valley 65: (Kedaluarsa Perubahan Mengubah) Indonesia).Jika dibahasakan dalam TQZ Thinking (2000, Diagram): TQO Regular Thinking (Vertical Tthinking), TQC Shift Thinking, TQS Move Thinking (Lateral Thinking), TQI Jump Thinking, dan TQT Cross Thinking. Untuk contoh rincian teknik kreativitas dan inovasi, lihat Science Valley 55: (Kedaluwarsa Kreativitas dan Inovasi) Indonesia.

Yang lain, mewujudkan sebuah sistem ilmu ideal yang teratur tetapi luwes, telah diurai: “Rensis A. Likert (1932), telah menetapkan skala psikometrik kualitatif dari (1) Sangat tidak setuju, (2) Tidak setuju, (3) Netral, (4) Setuju, dan (5) Sangat setuju, yang dapat dimodifikasi dengan sifat lain. Tetapi, masih banyak yang membagi sesuatu dengan skala (1), (2), dan (3), bahkan 1 sampai 6, 1 sampai 7, 1 sampai 9, dan atau 1 sampai 10. Dalam paradigma baru, ditetapkan semua hal dibagi skala 1sampai 5, dan skala nomor 1 atau apa pundapat dibagi 1 sampai 5 lagi, sesuai urutan TQZ Scientific System of Science, agar tidak simpang-siur dan bersifat terbatas (tumbuh) tetapi tak terhingga(berkembang) untuk kemajuan ilmu” (lihat, cience Valley 17: (Kedaluwarsa Sistem Kualitatif Ilmiah) Indonesia).

Jadi, jelas masalah (kedaluwarsa sistem pikiran otak) Indonesia (dan dunia)? Mari belajar, mengajar dan mengelola apa pun dengan sistem ilmiah ilmu dengan Paradigma Baru Milenium III yang dalam, jelas dan luas, agar lebih baik.

PENEMUAN paling luar biasa yang dibuat oleh para ilmuwan adalah ilmu itu sendiri (Gerard Piel).

BAGAIMANA Strategi Anda?

RujukanCopyright ©Qinimain Zain

  • Edward de Bono, Berpikir Lateral,1990: 19-32, Binarupa Aksara, Cetakan pertama, Jakarta.
  • Carl Sagan, Cosmos, 1980, Ballatine Books, New York (Bambang Hidayat, Djuhana Widjajakusumah dan S. Maimoen (penterjemah), Kosmos, 1997:49-50, Yayasan Obor Indonesia, Edisi Pertama April, Jakarta.
  • Qinimain Zain, Strategi (R)Evolusi Sistem Ilmu, Tablomagazine BISNIS No. 17/II/27 Februari – 12 Maret 2005: 10 (TQZ Scientific System of Science Diagram).
  • Qinimain Zain, Strategi (R)Evolusi Krisis Multidimensi, Tablomagazine BISNIS No. 21/I/28 April – 1 Mei 2005: 10 (TQZ Hologeny of Science (R)Evolution Diagram).
  • Winardi,Pengantar tentang TEORI SISTEM dan ANALISIS SISTEM, 1989: 3, Mandar Maju, Cetakan III, Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun