Mohon tunggu...
Qinimain Zain
Qinimain Zain Mohon Tunggu... profesional -

Scientist & Strategist (QPlus Management Strategies - Consultant)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masalah (Kedaluwarsa Sistem Otak) Indonesia

27 Juni 2016   02:57 Diperbarui: 28 Juni 2016   04:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ParadigmaBaruMilenium III: Cara Sistem Berpikir (Bahasan bandingan ringkasan 1 Cara pikiran bekerja (Edward de Bono, hal 19-32).

Banyak buku dan tulisan ilmuwan sangat jelas mengatakan acuan paradigma bersama sebuah ilmu, yang dapat sebagai dasar menyatakan (ada) buku-buku yang telah (dan akan) ditulis kacau, buruk, keliru, salah, kedaluwarsa atau tidak.Salah satunya: “JIKA kita hidup di atas sebuah planet di mana segala sesuatu tidak pernah berubah, sedikit sekali yang bisa dikerjakan. Tidak ada yang harus dibayangkan, dan tidak akan ada dorongan untuk bergerak menuju ilmu (pengetahuan). Namun jika kita hidup di dalam dunia yang tidak bisa diramalkan di mana semua hal berubah secara acak atau dengan cara sangat rumit, kita juga tidak akan bisa menggambarkan semua keadaan. Di sini juga tidak ada ilmu (pengetahuan). Tetapi kita hidup di dalam semesta yang berada di kedua keadaan ini. Di alam ini semua keadaan berubah, tetapi mengikuti pola, aturan, atau mengikuti yang kita katakan sebagai hukum-hukum alam” (Carl Sagan, 1980) (lihat, Science Valley 4: (Acuan Keteraturan Standar Ilmu) Indonesia).

Dalam Paradigma Baru Milenium III mengenai cara sistem berpikir dengan ilmu: “Dari pemahaman konsep global membuat universalisasi, kemudian dari lokal menuju ke global membuat fortifikasidalam paradigma TQZ Hologeny of Science (R)Evolution:

Pertama, TQO Matematika Himpunan Bilangan ke fragmen rinci Diferensial Integral, dari Asumsi Ruang Datar dari Euclid ke Ruang Lengkung dari Nikolai Ivanovich Lobatchevskii.

Kedua, TQC Fisika Kosmologi ke fragmen rinci Fisika Kuantum, dari Relativitas ke Struktur Atom.

Ketiga, TQS Evolusi Biologi ke fragmen rinci Genetika, dari DNA ke Kloning Gen.

Keempat, TQI Mass Media Channel ke fragmen rinci Direct Mass Interpesonal Channel, dari Global Positioning System ke Cyberspace Online.

Kelima, TQT Administrasi Fungsi Manajemen ke fragmen rinci TQZ Base, Phase dan Level, dari Vertical Thinking ke TQZ Leap Thinking.

Jelas tingkah laku perubahan serupa membentuk konfigurasi yang teratur. Seperti, kalau mengamati berbagai taburan warna akan membuat pusing, tetapi sebenarnya mempunyai harmonisasi urutan berkaitan erat satu sama lain sebagai sebuah pelangi. Inilah dasar ilmu pengetahuan utuh menyeluruh sesungguhnya, sebuah paradigma baru, kini dan masa depan, yang dalam paradigma klasik cabang-cabang ilmu pengetahuan itu dikotak-kotak terpisah.

Dengan kata lain, dari pandangan makro mempengaruhi mikro dan sekarang dari mikro mempengaruhi makro,.. TQZ Hologeny of Science (R)EvolutionPath(s) (Diagram, 2000) bahwa ilmu, usaha, organisasi dan pribadi mempunyai hologeni terdiri dari ontogeni atau klasifikasi dan filogeni atau deferensiasi:

Semakin besar ontogeni ilmu dari ilmu murni ke ilmu terapan, statis akan semakin berubah dinamis atau kepastian menjadi semakin tidak pasti. Begitu juga semakin besar filogeni ilmu dari ilmu dasar (Mathematics) ke ilmu lanjutan (Psychology), keteraturan akan semakin berubah kekacauan atau The Simple menjadi semakin The Complex. Dalam suatu sistem unsur keteraturan (order) dan kekacauan (disorder) selalu hadir, namun tak pernah mendominasi mutlak. Sistem yang terlalu teratur akan beku, tetapi terlalu banyak kekacauan sistem tak akan punya memori peristiwa sebelumnya. Kestabilan sistem bergerak mengalami ke kekacauan relatif, kemudian kekacauan bergerak menuju ke kestabilan kembali. Kestabilan atau kekacauan relatif yang semu baru” (Qinimain Zain, 2005).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun