Mohon tunggu...
Rohayati Aya
Rohayati Aya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer/A wife/A mother

S.KPm, IPB 2012 M.Si, IPB 2017 Pernah bekerja di lembaga pendidikan tinggi dan kementerian

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jodoh Itu Kita yang Memantaskan

8 Februari 2015   18:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:36 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah ramainya berita politik atau kejadian kecalakaan, saya ingin menyajikan sebuah tulisan yang ringan. Ringan untuk dibaca tanpa harus memacu emosi yang justru membuat diri ini tidak sehat.  Berdasar dari pengalaman sendiri, saya ingin menuangkan sedikit cerita siapa tahu bisa menginspirasi pembaca.

Dalam mencari jodoh, ketentuan dan syarat itu berlaku. Artinya kita harus memiliki gambaran mau seperti apa jodoh yang diharapkan? Namun ada saatnya seseorang yang datang dan berharap menjadi pendamping hidup kita jauh dari syarat yang dibuat. Tidak selamanya yang sesuai dengan harapan adalah yang terbaik.

Tentu Tuhan punya rencana lain mengapa mempertemukan kita pada banyak orang. Dan yang pasti agar kita mau berfikir ulang. Yang membingungkan lagi ketika kita dihadapkan pada dua pilihan sedangkan harus ada satu yang dibatalkan.

Meskipun satu orang yang terpaksa dibatalkan sangat memenuhi syarat, namun masalah kenyamanan tidak dapat dipungkiri. Kenyamanan adalah kata kunci kedua untuk mencari jodoh. Tidak selamanya kekayaan itu menjamin kelangsungan hidup, karena itu kenyamanan menjadi penting agar kedua pasangan dapat saling melengkapi dan memahami.

Jika kita sudah merasa nyaman pada pasangan kita tentu kita bisa mudah untuk percaya dengannya. Percaya adalah kata kunci ketiga untuk mencari jodoh. Ketika kita percaya pada pasangan kita tentu akan tercipta sebuah komitmen yang akan membawa pasangan tersebut pada jenjang yang lebih baik. Nyaman dan percaya akan meyakinkan kita untuk mendapat restu dari orang tua. Ketika kita sendiri masih ragu, orang tua tidak akan mendukung.

Restu orang tua adalah nomor satu, melawan dan melanggar bukanlah cara yang baik. Namun kita bisa memberi pengertian pada orang tua ketika kita tidak mendapat restu. Jika kita bisa memberi pengertian dengan cara yang baik, tentu hati orang tua mana yang tak luluh. Yang terpenting adalah ketika kita percaya dialah yang terbaik karena kita nyaman dengannya, kita percaya dan yakin dengannya Tuhan akan merestui yang selanjutnya akan menurun ke hati orang tua.

Kekayaan, ketampanan, dan pendidikan bukan indikator utama dalam mencari pasangan. Untuk menjadi kaya kita bisa membangun bersama pasangan kita, untuk berpendidikan tinggi kita bisa melanjutkan bersama pasangan kita, dan ketampanan adalah sebuah kerelatifan. Bagi saya agama adalah perkara pertama untuk menjadi syarat, memiliki pekerjaan yang bisa menopang hidup, dan tentu memiliki pola pikir baik. Mencari jodoh bagiku bukanlah hal mudah, belum tentu pacar kita adalah jodoh kita. Untuk tahu bagaimana dia adalah jodoh kita, kita harus memantaskan diri dengan pasangan kita begitu pun sebaliknya.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun