" maaf mbak, malam-malam gini nunggu siapa, sendirian lagi."
sapaku pada seorang wanita berambut sebahu di hadapanku. matanya nampak sayu, namun kecantikanya terpancar jelas. sekali lagi aku mencoba untuk menyapanya dengan ramah.
" mbak, nunggu siapa sih?''
namun kali ini kedua katub bibirnya yang tipis telah tersungging senyuman untuku. aku mengamati paras ayunya. ada sepintas bayangan yang mengingatkanku pada seorang biduanita ternama yang sudah tiada saat aku masih duduk di kelas dua sltp.
" mbak mirip banget sama almarhum Nike Ardila. aku fans banget loh mbak sama beliau waktu itu."
namun lagi-lagi wanita di hadapanku hanya melempar senyum khasnya kepadaku.
wangi tubuhnya semakin harum menusuk kedua lubang hidungku. benakupun telah menjelma menjadi penasaran. kucoba untuk duduk di sampingnya seraya menawarkan sebatang kretek padanya. namun lagi-lagi dia hanya tersenyum tanpa suara padaku, seraya menepiskan tanganya.
" mas suka dengan suara Nike Ardila?''
aku mulai merasa senang, karena wanita ayu di sampingku telah membuka suaranya.
" ya mbak, saya suka lagu-lagunya. sangat khas dan empuk tuk dinikmati.
" kalo gak salah, beliau kecelakaan ya mas. terus salah satu ban mobilnya ada yang selip, dan rem mobilnya blong. padahal sebelumnya keadaan mobil itu baik-baik saja, tapi entah kenapa sepulang dari sebuah acara seperti ada yang berbeda. padahal beliau tidak meminum alkohol maupun obat terlarang.''
" lho, kok mbak lebih tau dari saya?"
" gak juga mas, saya jadi heran. pada masa itu beliau sedang berada di puncak kesuksesan. yang membuat saya penasaran, kenapa kasus tersebut tidak diselidiki secara tuntas. tak seperti musibah yang dialami Syaiful jamil dan istrinya, padahal itu murni kecelakaan, tapi penyelidikanya sampe mendalam.
" wuah, saya tak begitu tau mbak, sepertinya anda lebih tau dari saya..."
kami berduapun diam serentak. mata kami saling memandang. akupun berdiri sejenak, mencoba mencari-cari korek api dalam saku celanaku. aku mencoba menyalakan rokoku, namun ketika kepalaku menoleh ke samping, wanita itu sudah tak ada lagi.
" mbak, mbakkk??!!"
kuhisap dalam-dalam rokok di tanganku, dan segera kutinggalkan tempat itu.
~sekian~
bvb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H